Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

UMI dan Era Kampus Berdampak

Nilai-nilai keislaman, keilmuan, dan kemanusiaan menjadi fondasi utama yang memandu setiap langkah inovasi.

Editor: Ansar
Tribun-Timur.com
TRIBUN OPINI - Dr. Hardianto Djanggih, S.H., M.H. Sekretaris Program Studi Doktor Ilmu Hukum, Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia (UMI) 

“Meningkatkan daya saing bangsa melalui ilmu pengetahuan yang berdampak dan berkeadilan.”

UMI menyadari bahwa universitas unggul bukan hanya yang produktif secara ilmiah, tetapi juga yang solutif secara peradaban. 

Oleh karena itu, riset, kurikulum, dan pengabdian ditempatkan dalam satu ekosistem yang saling menguatkan, menjadikan UMI bukan hanya kampus pencetak sarjana, tetapi kampus pencetak perubahan.

RAAT UMI: Akuntabilitas dan Amanah dalam Pengelolaan Pendidikan

Salah satu terobosan kelembagaan yang menjadi ciri khas transformasi UMI adalah penerapan Rencana Anggaran Amanah Tahunan (RAAT), yaitu model

penganggaran kampus yang terintegrasi dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan capaian akreditasi. 

RAAT menandai pergeseran paradigma dari sekadar penyusunan anggaran berbasis kebutuhan administratif menuju sistem pembiayaan berbasis kinerja (performance-based budgeting) yang menuntut kejelasan output dan dampak. 

Dengan demikian, setiap unit kerja di UMI tidak hanya merencanakan program, tetapi juga wajib membuktikan relevansi, urgensi, dan kebermanfaatannya secara terukur bagi institusi dan masyarakat. 

Lebih jauh, RAAT dirancang bukan hanya sebagai instrumen teknokratis, tetapi sebagai instrumen moral dan amanah kelembagaan.

Melalui RAAT, UMI menegaskan bahwa setiap rupiah yang dikelola kampus adalah titipan publik dan

umat, sehingga harus dikembalikan dalam bentuk peningkatan mutu akademik, penguatan SDM, riset yang solutif, dan program pemberdayaan sosial. 

Inovasi ini memperlihatkan bahwa tata kelola keuangan di perguruan tinggi tidak hanya berada pada ranah efisiensi administratif, tetapi juga pada ranah etika dan pertanggungjawaban spiritual. 

Dengan RAAT, pengelolaan keuangan kampus diposisikan sebagai bagian dari ibadah, amanah, dan kontribusi peradaban.

RAAT sekaligus menjadi bukti konkret implementasi Good University Governance dan konsep impact budgeting yang kini menjadi fokus kebijakan nasional di bawah Kemendikbudristek. 

Sistem ini selaras dengan standar akuntabilitas publik modern yang menuntut transparansi, auditabilitas, dan orientasi pada hasil, bukan sekadar prosedur. 

Melalui RAAT, UMI menunjukkan bahwa kampus Islam modern mampu memadukan profesionalisme manajerial, standar audit nasional, dan nilai-nilai

amanah dalam satu desain tata kelola yang progresif dan bernilai ibadah—sekaligus layak menjadi model bagi perguruan tinggi lain di Indonesia.

Absensi Kehadiran Berbasis Ibadah: Integrasi Ilmu dan Iman

Salah satu kebijakan visioner yang lahir dari kepemimpinan Rektor UMI adalah Program Absensi Kehadiran Berbasis Ibadah, sebuah inovasi yang secara

fundamental mengubah cara pandang terhadap kehadiran civitas akademika di

kampus. Program ini bukan sekadar instrumen administratif untuk mencatat

presensi, melainkan penegasan bahwa proses akademik dan aktivitas spiritual tidak

boleh dipisahkan. UMI menempatkan kehadiran di ruang kuliah dan kehadiran di

hadapan Allah SWT sebagai satu kesatuan, sehingga kampus menjadi ruang

tadabbur ilmu, sekaligus ruang taqarrub kepada Sang Pencipta. Dengan kebijakan

ini, UMI menunjukkan bahwa modernisasi kampus tidak harus menghilangkan

dimensi ruhani, tetapi justru menegaskannya sebagai fondasi peradaban.

Melalui kebijakan ini, mahasiswa dan dosen tidak hanya dicatat sebagai hadir

secara fisik, tetapi juga dihadirkan secara spiritual. Absensi dikoneksikan langsung

dengan kegiatan ibadah rutin seperti shalat dhuha, shalat zuhur berjamaah, dan

shalat ashar berjamaah. Dengan demikian, kampus bukan hanya membangun

budaya akademik, tetapi juga membangun habitus ibadah—sebuah pembiasaan

yang melatih disiplin waktu, ketenangan batin, kesadaran transendental, dan rasa

kebersamaan dalam jamaah. Inilah bentuk konkret dari konsep insan kāmil: cerdas

secara intelektual, halus secara spiritual, dan kokoh secara moral.

Kebijakan ini sekaligus memperlihatkan arah baru pendidikan tinggi Islam yang lebih

holistik, sejalan dengan filosofi Merdeka Belajar Berkarakter yang menuntut

pembentukan insan merdeka dalam berpikir, tetapi terikat dalam nilai. UMI memberi

teladan bahwa pendidikan tinggi tidak cukup menghasilkan lulusan yang kompeten

secara akademik, tetapi juga berakhlak, beradab, dan memiliki kesadaran ibadah

yang konsisten. Dengan model ini, UMI tidak hanya membangun kampus yang


unggul, tetapi kampus yang menghidupkan iman melalui ilmu dan menguatkan ilmu

melalui iman—sebuah kontribusi nyata bagi pembaruan paradigma pendidikan Islam

di Indonesia..

Digitalisasi dan Smart Islamic University: Pilar Kampus Masa Depan

Sejalan dengan arah kebijakan Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Tinggi,

Sains, dan Teknologi (Renstra Kemdiktisaintek), Universitas Muslim Indonesia (UMI)

tengah membangun fondasi Smart Islamic University—sebuah ekosistem kampus

cerdas yang terintegrasi secara digital dalam seluruh lini: akademik, riset, tata kelola,

layanan kemahasiswaan, hingga pengelolaan SDM. Transformasi ini tidak sekadar

menghadirkan aplikasi dan platform digital, melainkan menata ulang sistem

manajemen kampus berbasis data-driven governance dan evidence-based policy.

Dengan demikian, setiap keputusan kelembagaan tidak diambil berdasarkan asumsi,

tetapi berlandaskan data terukur, kinerja nyata, dan indikator kebermanfaatan.

Digitalisasi yang dikembangkan UMI juga dipahami bukan sekadar langkah

modernisasi teknis, tetapi perubahan budaya akademik menuju tata kelola yang

lebih efisien, transparan, kolaboratif, dan inklusif. Sistem perkuliahan, penelitian,

keuangan, kehadiran ibadah, dan administrasi kampus dipadukan dalam satu

arsitektur data terpadu yang mudah diakses, dipantau, dan diaudit. Dengan ini, UMI

menegaskan bahwa kampus Islam tidak boleh tertinggal dalam inovasi teknologi,

namun justru harus menjadi pelopor integrasi nilai-nilai spiritual dalam tata kelola

digital yang profesional dan akuntabel.

UMI menyadari bahwa perguruan tinggi masa depan bukan hanya yang unggul

dalam artificial intelligence, tetapi yang mampu memadukannya dengan spiritual

intelligence. Konsep Smart Islamic University yang dibangun tidak mengaburkan

identitas keislaman, tetapi memperkuatnya melalui teknologi yang memudahkan

ibadah, mempercepat pelayanan akademik, dan memperluas jejaring ilmu. Inilah

bentuk edukasi abad ke-21 yang berkarakter: teknologi menjadi wasilah, bukan

tujuan; digitalisasi menjadi sarana kemaslahatan, bukan sekadar simbol modernitas.

Dengan visi ini, UMI bergerak menuju kampus berkelas dunia yang tidak kehilangan

ruh, tetapi justru menjadikan nilai ilahiah sebagai core engine inovasi.

Dampak Nyata: Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan

Implementasi Kampus Berdampak di UMI kini tampak nyata dalam berbagai

kegiatan:

• Pengabdian masyarakat berbasis riset yang memberdayakan desa binaan dan

UMKM;

• Inovasi teknologi ramah lingkungan dari fakultas teknik dan sains;

• Program literasi hukum dan dakwah sosial yang menumbuhkan kesadaran

hukum dan moral masyarakat;

• Gerakan kampus hijau dan hemat energi sebagai wujud tanggung jawab

ekologis;

• Kemitraan dengan lembaga internasional dan pesantren dalam membangun

ekosistem pendidikan Islam berkelanjutan.


Inilah wujud nyata impactful university, kampus yang hidup di tengah masyarakat,

bukan di menara gading.

Dari Makassar untuk Dunia

UMI kini berdiri di garis depan perguruan tinggi Islam Indonesia yang tidak hanya

unggul dalam akademik, tetapi juga berdampak secara sosial, ekonomi, dan

spiritual.

Dengan menjaga keseimbangan antara:

• Ilmu dan iman,

• Akuntabilitas dan amanah,

• Teknologi dan adab,

• Inovasi dan keberpihakan sosial,

UMI telah menapaki jalan menuju universitas kelas dunia yang berakar di bumi

Indonesia dan bercahaya ke seluruh dunia.

Dari Makassar, UMI mengirimkan pesan kuat kepada bangsa dan dunia:

“Inilah wajah baru pendidikan tinggi Islam Indonesia — kampus yang berilmu,

beriman, dan berdampak.”

 

Sumber: Tribun Timur
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Dekuju Pane

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved