Ngopi Akademik
Unhas Mencari Rektor Baru
Ini bukan sekadar agenda rutin empat tahunan tetapi momentum penting bagi sivitas akademika menjadi lebih baik di masa depan.
Karena itu Senat Akademik (SA) Unhas memiliki waktu 2 bulan tanggal 1 Oktober hingga 1 Desember 2025 untuk menyaring calon Rektor Unhas yang harus mampu membawa kampus besar ini tidak hanya sebagai institusi pendidikan tetapi juga sebagai rumah gagasan dan pusat transformasi sosial.
Kita patut bersyukur bahwa Unhas dalam mencari pemimpin sebagai rektor bukanlah sesuatu yang sulit mengingat hampir 400 nama yang berpotensi dengan kapasitas dan kualitas kepemimpinan relatif berbeda termasuk tokoh dari luar kampus (eksternal) yang penuhi syarat.
Sehingga dalam tahapan selanjutnya saat MWA menerima hasil dari SA pada tanggal 8 Desember 2025 angka ini tentu tereduksi di 2 digit bahkan mungkin satuan seperti pemilihan periode sebelumnya ada 8 bakal calon yang kemudian 5 nama berkompetisi masuk 3 besar sebagai calon rektor.
Mengingat Pemilihan dan Penetapan Rektor oleh MWA pada tanggal 14 Januari 2026 ini dilakukan oleh orang orang rasional dengan pendidikan level tertinggi bergelar Doktor dan terhormat sebagai Guru Besar (Professor) tentu nuansanya juga lebih akademik jauh dari hal hal yang tradisional, emosional apalagi irrasional.
Di sinilah peran strategis panitia pemilihan untuk menyaring bukan hanya berdasarkan kelengkapan administrasi, tetapi juga berdasarkan rekam jejak, pengalaman kepemimpinan dan kapasitas membangun kepercayaan publik yang memenuhi rasa adil untuk semua.
Meski disadari pula sebagai manusia biasa kadang berbuat irrasional, emosional dan tradisional menghalalkan berbagai cara demi ambisi kekuasaan abaikan rasionalitas dan moralitas.
Pemilihan Rektor Unhas yang dilakukan oleh tiga organ yaitu MWA, SA dan Rektor sesungguhnya juga menjadi salah satu indikator keberhasilan Rektor Unhas yang sedang menjabat sekarang dalam proses kaderisasi kepemimpinan di lingkup kampus (internal) dengan banyaknya yang bersedia mendaftar setidaknya jika setiap fakultas mengirim 1 orang calon terbaiknya ditambah dari unsur pimpinan mulai rektor, wakil rektor, ketua lembaga dan direktur.
Maka diperkirakan sekitar 20 sampai 25 orang yang berpartisipasi dan berkontribusi untuk mendaftar jauh dari kesan ambisi melainkan game versi Unhas mencari calon rektor sehingga mereka yang bersedia mendaftar patut diapresiasi oleh warga kampus sebagai dosen yang ingin berbuat baik demi Unhas kampus tercinta untuk mengabdikan diri penuhi tugas tambahan emban jabatan penuh amanah.
Kita tentu berharap proses pemilihan rektor ini bukan sekedar menang kalah dalam suatu kompetisi seperti di arena pemilihan kepala daerah, tetapi syarat makna nuansa edukasi dan akademiknya mengingat tugas utama seorang dosen adalah tri dharma di perguruan tinggi.
Sehingga proses pemilihan ini bisa dinikmati sebagai pesta warga kampus termasuk alumni untuk mencari yang lebih terbaik diantara terbaik sehingga dengan ramainya pendaftar dari wajah-wajah baru akan membawa semangat kolaboratif dan progresif yang manfaatnya dirasakan oleh sivitas akademika, masyarakat umum dan pemerintah.
Rektor ke depan bukan hanya akan memimpin kampus tetapi akan membawa Unhas menghadapi tantangan zaman.
Karena itu, kita semua sebagai bagian dari keluarga besar kampus perlu ikut terlibat menyukseskan, mengawasi dan mengawal proses ini agar tetap bersih, terbuka dan berpihak pada masa depan pendidikan sebagaimana komitmen Ketua Panitia akan bersungguh-sungguh bekerja dengan transparan, akuntabel dan bertanggung jawab dunia dan akhirat.
Semua berharap Unhas menjadi contoh (role_model) dalam pemilihan rektor yang berlangsung damai, berjalan lancar sesuai tahapan yang direncanakan, semoga.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.