Opini
Transformasi Unhas, Melawan Kebencian dan Irasional
Universitas Hasanuddin (Unhas) saat ini "miskin gagasan" dan bahkan menyamakannya dengan "tempat kursus" adalah pernyataan
Achmad Firdaus
Mahasiswa Program Doktor Hubungan Internasional dari University People’s Friendship of Russia
NARASI yang menyebut Universitas Hasanuddin (Unhas) saat ini "miskin gagasan" dan bahkan menyamakannya dengan "tempat kursus" adalah pernyataan yang dangkal, absurd, dan sepenuhnya tidak berbasis data.
Ini adalah manifestasi nyata dari kebencian yang terlalu kental sehingga melahirkan pemikiran yang irasional dan mendistorsi kenyataan.
Tuduhan semacam ini bukan hanya menurunkan wibawa institusi, tetapi juga secara fundamental mencederai kebenaran.
Unhas, sebagai PTN-BH, sedang berada di tengah momentum lompatan kualitatif terbesar dalam sejarahnya, dan hanya mereka yang buta mata terhadap realitas transformasi yang berani melontarkan fitnah ini.
Mari kita patahkan klaim "miskin gagasan" dengan realitas yang ada.
Gagasan bukan lagi utopia di Unhas, gagasan sudah menjadi fondasi struktural.
Di periode awal kepemimpinan saat ini, Unhas telah meletakkan gagasan radikal yang melampaui sekadar manajemen operasional.
Kita bicara tentang Manifesto Maritim yang menjadikan identitas kelautan sebagai inti riset global.
Kita bicara tentang Dana Abadi yang dirintis dengan gigih sebagai jaminan kemandirian finansial universitas di masa depan sebuah gagasan yang membutuhkan kecerdasan manajerial tingkat tinggi, bukan sekadar rutinitas.
Kita bicara tentang Digitalisasi Masif yang mentransformasi birokrasi yang selama ini dikenal lamban menjadi sistem yang akuntabel dan transparan, menghancurkan sekat-sekat feodal dalam tata kelola. Ini bukan kemiskinan gagasan; ini adalah revolusi gagasan yang terukur dampaknya dan diakui oleh metrik nasional.
Baca juga: Krisis Kepemimpinan Akademik Unhas Disorot Alumni Lintas Generasi
Klaim bahwa Unhas "mirip tempat kursus" adalah penghinaan terhadap kerja keras ribuan dosen dan peneliti.
Ini adalah diksi yang hanya bisa diucapkan oleh pihak yang gagal memahami status Unhas sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) dan ambisi World Class University (WCU).
Tempat kursus berfokus pada transaksional pengajaran; Unhas, sebaliknya, fokus pada riset berdampak, inovasi hilirisasi, dan publikasi Scopus yang terus meroket.
| Hapus Roblox dari Gawai Anak: Seruan Kewaspadaan di Tengah Ancaman Dunia Virtual |
|
|---|
| Mendobrak Tembok Isolasi: Daeng Manye, Perjuangan Tanpa Henti untuk Setiap Jengkal Tanah Takalar |
|
|---|
| Desentralisasi Kehilangan Nafas: Ketika Uang Daerah Mengendap |
|
|---|
| Membedah Proses Kreatif Menulis KH Masrur Makmur |
|
|---|
| Spirit Resolusi Jihad dan Santri Indonesia: Dari Medan Perang ke Medan Peradaban |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.