Ngopi Akademik
Unhas Mencari Rektor Baru
Ini bukan sekadar agenda rutin empat tahunan tetapi momentum penting bagi sivitas akademika menjadi lebih baik di masa depan.
Oleh: Rahmat Muhammad
Ketua Prodi S3 Sosiologi Unhas
TRIBUN-TIMUR.COM - Proses pemilihan Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali dimulai.
Ini bukan sekadar agenda rutin empat tahunan tetapi momentum penting bagi sivitas akademika menjadi lebih baik di masa depan sebagai kampus yang disegani dan berwibawa dalam dunia pendidikan tinggi.
Dengan terbentuknya Panitia Pemilihan Rektor dan telah launching tanggal 4 Agustus 2025 oleh Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Unhas maka proses pencarian pemimpin baru Unhas untuk periode 2026–2030 resmi bergulir.
Mengawali tahapan penjaringan dilanjutkan penyaringan, pemilihan dan kelak penetapan juga pelantikan tentu menjadi euforia tersendiri bagi warga kampus termasuk alumni untuk mencari yang terbaik.
Menariknya, dari hasil penyaringan awal panitia ada sebanyak 391 sivitas akademika yang memenuhi syarat administratif untuk mendaftar sebagai calon rektor tanggal 11 Agustus sampai 1 September 2025.
Angka ini menunjukkan bahwa Unhas memiliki banyak sumber daya manusia potensial yang secara akademik dan struktural layak memimpin kampus besar ini tetapi tentu saja, menjadi rektor bukan hanya soal memenuhi syarat di atas kertas.
Lebih dari itu sesuai harapan Ketua MWA Unhas bahwa rektor terpilih nantinya harus mampu menetapkan kualitas lulusan yang berdaya saing global dan bermoral, memperkuat reputasi internasional serta mendorong pengembangan penelitian dan inovasi pendidikan.
Rektor mendatang harus mampu untuk mempercepat reformasi birokrasi, mengelola aset perguruan tinggi secara optimal serta memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Untuk memenuhi harapan tersebut ada 19 kriteria sebagai syarat menjadi calon rektor memang sudah diatur cukup jelas diantaranya minimal bergelar doktor (S3), berpangkat Lektor Kepala, dan berusia tidak lebih dari 60 tahun saat pelantikan 28 April 2026, selain itu sederet syarat tambahan seperti bebas dari kasus etik dan hukum, sehat jasmani rohani, hingga menyerahkan laporan kekayaan ke KPK.
Namun, yang lebih penting dari semua itu adalah integritas dan visi kepemimpinan karena di tengah tantangan globalisasi, digitalisasi dan tuntutan masyarakat yang makin tinggi terhadap pendidikan tinggi.
Unhas butuh sosok yang bukan hanya piawai mengelola birokrasi tapi juga mampu menjadikan kampus dengan peradaban moral dan intelektual yang tinggi menghasilkan sarjana, magister dan doktoral pada setiap jenjang strata memberi dampak positif bagi masyarakat yang membutuhkan.
Unhas saat ini tidak hanya dituntut menjadi tempat belajar semata tetapi juga agen perubahan sosial untuk menjawab tantangan dunia pendidikan hari ini yang semakin kompleks mulai dari kualitas lulusan, publikasi ilmiah, kolaborasi internasional, hingga kontribusi nyata ke masyarakat.
Kampus dituntut untuk hadir bukan hanya di ruang kelas tetapi juga di tengah masyarakat yang butuh solusi dari berbagai persoalan nyata seperti kemiskinan, krisis iklim dan sebagainya.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.