Opini
Siri’ na Pacce sebagai Etos Kerja dalam Konteks Bernegara
Apakah tidak ada narasi yang tepat digunakan dalam menghilangkan praktek-praktek keji dan bodoh tersebut?
Kasus-kasus ini hanya beberapa dari ratusan bahkan ribuan kasus yang terjadi tiap harinya di negeri ini, ia adalah potret bahwa kekerasan tidak hanya pembunuh yang terlihat, namun kekerasan dapat hadir dalam kebijakan yang diam, sunyi, senyap tanpa suara namun membunuh tanpa harus menyentuh, dan pelakunya adalah mereka-mereka yang memegang kendali dalam membuat dan memutuskan kebijakan.
Cerita-cerita diatas bukanlah fiksi maupun hikayat yang dicerita dan simpan siur dari telingah-keterlingah, ia adalah cermin dan potret masyarakat kita saat ini.
Tragedi diatas lahir karena tekanan ekonomi dan social yang dialami oleh masyarakat kita dari kelompok masyarakat kelas menengah hingga masyarakat kelas bawah.
Peristiwa ini tidak seharusnya hanya dilihat sebagai fenomena dan angin lalu yang hilang tanpa makna, ini adalah alarm keras bahwa masyarakat kita memerlukan perhatian yang serius dari pemerintah.
Dengan Pacce yakni saling mengasihi pemerintah harus hadir tidak hanya dalam bentuk bantuan sembako dan bela sungkawa yang disorot dengan puluhan kamera dan terekam dalam narasi media sebagai pelipur lara.
Pacce harus hadir dari lubuk hati yang paling dalam (empati) terhadap sesame manusia, pacce mesti lahir dalam bentuk kebijakan, dalam bentuk undang-undang, dalam bentuk penegakan hukum yang tidak menyulitkan masyarakat, yang memberi ruang bagi masyarakat untuk sekali lagi bertahan hidup tanpa khawatir bahwa akan mati karena kelapara.
Penulis selalu percaya bahwa manusia itu “baik” dan hingga saat tulisan ini dibuat penulis berpegang teguh bahwa tidak ada menusia yang akan semenah-menah dengan manusia lainnya karena sekali lagi manusia itu “baik”.
Namun sebagai rujukan bagi masyarakat, pemangku kepentingan dan mereka-mereka yang merasa memiliki kekuatan untuk bersuara lebih lantang dalam melahirkan kebijakan-kebijakan yang lebih memperhatikan khalayak hidup masyarakat.
Sebaliknya masyarakat juga harus hadir secara utuh dan sadar penuh bahwa sebaik apapun kebijakan yang lahir dan sebanyak apapun lapangan kerja yang terbuka untuk mengeluarkan negeri ini dari garis kemiskinan, tidak akan tercapai jika gotong royong dan siri’ na pacce tidak menjadi bagian dari “etos kerja” dan nilai hidup bermasyarakat dan bernegara.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.