Opini
Kerentanan Saling Mengunci di Pesisir: Kemiskinan Struktural dan Perubahan Iklim
Di wilayah seperti Kepulauan Spermonde, nelayan skala kecil menghadapi badai yang tak sekadar datang dari laut.
Oleh: Prof Dr Andi Adri Arief SPi MSi
Guru Besar Sosiologi Perikanan Universitas Hasanuddin
TRIBUN-TIMUR.COM - Krisis iklim menjelma menjadi palung krisis yang menghisap segala kepastian hidup masyarakat pesisir.
Di wilayah seperti Kepulauan Spermonde, nelayan skala kecil menghadapi badai yang tak sekadar datang dari laut, tapi juga dari struktur sosial yang timpang: fluktuasi hasil tangkap, pergeseran fishing ground, gelombang ekstrem, dan hilangnya musim sebagai penanda ritme ekonomi.
Data terbaru menunjukkan 79,5 persen rumah tangga nelayan di empat pulau Spermonde (Pulau Barrang Lompo dan Pulau Badi, Pulau Kodingareng Lompo dan Pulau Ballang Lompo) berada pada tingkat kerentanan ekonomi yang sangat tinggi akibat kombinasi abrasi pantai, kenaikan suhu laut, dan penurunan hasil tangkapan ikan (Idrus et al, 2024)
Fenomena pemutihan terumbu karang (bleaching) juga telah menyebabkan berkurangnya habitat ikan yang memaksa nelayan melaut lebih jauh dari sebelumnya hingga meningkatkan biaya dan risiko operasional. Sulitnya memprediksi musim—hujan atau kemarau—menambah ketidakpastian lingkungan sehingga nelayan sulit merencanakan kapan harus melaut.
Habitus yang Tercekik: Ketika Tradisi Tidak Lagi Menyelamatkan
Pierre Bourdieu mengajarkan bahwa tindakan sosial dibentuk oleh habitus—disposisi yang tertanam melalui sejarah.
Melaut, dalam konteks masyarakat pesisir, bukan hanya kegiatan ekonomi, melainkan ekspresi identitas sosial yang diwariskan.
Namun dalam arena yang berubah oleh krisis iklim dan liberalisasi ekonomi, habitus nelayan menjadi tidak cukup.
Ia justru berubah menjadi beban ketika tak ada jembatan ke arena baru yang menuntut literasi teknologi, diversifikasi ekonomi, dan relasi pasar modern.
Masyarakat pesisir terperangkap dalam keterputusan sejarah: di masa lalu, mereka digdaya di laut; di masa kini, mereka kehilangan tempat berpijak.
Dan negara, yang seharusnya menjadi penyeimbang struktur, justru hadir dalam bentuk proyek: alat tangkap, pelatihan singkat, dan angka statistik tanpa jiwa.
Dialektika Struktural Giddens: Ketika Agensi Dibiarkan Rapuh
Dalam teori strukturasi Anthony Giddens, struktur tidak deterministik; ia memungkinkan agensi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.