Opini
Ironi PSU Palopo, Warga Lebih Pilih Uang daripada Masa Depan?
Hasilnya menunjukkan bahwa masih ada 56,4 persen pemilih di Kota Palopo yang percaya bahwa uang adalah penentu kemenangan calon.
Di era digital ini, dengan mudah kita membaca di media, berapa banyak bupati dan wali kota yang berakhir di penjara. Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya keinginan dan perjuangan dari kaum intelektual untuk bersama-sama menghentikan proses politik uang ini.
Untuk Kota Palopo, sesungguhnya tidak ada kata terlambat. Masih ada 43,6 persen (termasuk yang 2,4 persen yang memilih tidak menjawab) masyarakat Kota Palopo yang percaya bahwa uang bukan segalanya.
Dengan komposisi empat pasang calon yang berkompetisi, peluang terpilihnya setiap calon masih dinamis.
Terlalu mahal harga yang harus dibayar masyarakat Kota Palopo jika menggadaikan harga dirinya dengan uang Rp100.000, Rp200.000, atau bahkan Rp500.000 sekalipun, dibandingkan dengan masa depan Kota Palopo selama 5 tahun dan tanggung jawab pada Tuhan. Sebuah ironi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.