Klakson
Banjir di Kota Tajir
Itu artinya, hujan sejak dulu ada, bukan hal baru, tetapi banjir dengan kualitas seperti kemarin rasanya fenomena belakangan.
Pilihan satu-satunya sang air, adalah mengepung ruang-ruang kota hingga mengalir ke pemukiman warga. Dan inilah hasil investasi.
Manusia menyangka dengan investasi, dengan kekuasaan, dan dengan ilmu pengetahuan alam ini dapat ditaklukkan.
Manusia lupa, ia diciptakan bukan untuk menaklukkan alam, tetapi untuk mengelolahnya dengan baik dan adil untuk kemashlahatan mahluk.
Tetapi argumen ini mungkin dianggap kolot. Padahal, kunci keselamatan adalah kemampuan mengapresiasi ketentuan dengan konsisten.
Hujan adalah ketentuan, memberinya ruang yang memadai adalah kepatutan.
Haruskah kita berdoa agar Tuhan menurunkan kembali perahu Nabi Nuh dikota tajir ini saat hujan tiba?
Atau pemerintah disilahkan menggelar tender terbuka pengadaan perahu sekelas perahu Nabi Nuh guna menampung warga disetiap banjir tiba.(*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.