Klakson
NU dan Urusan yang Tak Pernah Usai
NU menghibahkan dirinya untuk masyarakat yang berkeadilan demi kemaslahatan dan kesejahteraan umat dan demi terciptanya rahmat bagi semesta alam.
Lantas, apa saja urusan NU yang tak kunjung usai? Pertama, NKRI. NKRI selalu menjadi problema, sejak orde lama hingga orde kini. Bobot dan aktor-aktornya saja yang berbeda.
Baru saja proklamasi kemerdekaan 1945 dikumandangkan, kelompok-kelompok separatis bersenjata merajalela.
Beberapa pemberontakan yang terjadi diantaranya; DI/TII pada 1946, PKI Madiun pada 18 September 1948, APRA di Bandung pada 1949, Pemberontakan RMS di Maluku pada 1950, dan PRRI/Permesta pada 1957-1958.
Pemicu pemberontakan adalah sentimen kedaerahan. Sentimen kedaerahan kemudian memicu munculnya negara boneka bentukan Belanda, seperti Republik Maluku Selatan (RMS) dan Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) yang bertujuan melemahkan posisi NKRI.
Selain itu, pemberontakan juga dilatarbelakangi faktor ideologis yang dipicu oleh ketidakpuasan atas politik di pusat pemerintahan.
Kedua, politik kebangsaan. NU mesti berkonstribusi untuk memberi alas pokok pergerakan politik kita. Dan anjuran NU adalah politik kebangsaan.
Politik kebangsaan mengutamakan kepentingan umum diatas segalanya. Politik kebangsaan bersifat jangka panjang dan menjangkau jauh ke depan. Politik kebangsaan mencakup politik kerakyatan, dan etika berpolitik.
Selama ini, politik kita digerakkan jauh dari konteks politik kebangsaan itu. Karena itu, NU mesti mendorong politik kebangsaan sebagai landasan berfikir dan bertindak dalam politik.
Ketiga, kemiskinan. Masalah kemiskinan di negeri ini bukan urusan ringan. Ia sesunggunya memasuki hidup manusia, bukan manusia yang memasukinya.
Sebab tak seorang pun didunia ini berharap miskin. Jalur utama kemiskinan merasuki hidup manusia saat kealpaan negara yang disertai absennya segala perangkatnya mengurus serius rakyatnya.
Bila diibaratkan, negara seharusnya laksana medan surga tanpa susah bagi semua penghuninya. Surga menyiapkan ruang hidup indah dan bahagia bagi penghuninya.
Segala kebutuhan tersedia didalamnya. Dan semua penghuninya dapat mengakses kebutuhannya. Dengan kata lain, surga menghidupi, negara pun mesti demikian.
Dalam konteks ini, NU mesti berjuang tanpa henti untuk mengakhiri kemiskinan. Unsur pelayanan sosial NU harus diwujudkan. Sebab tugasnya adalah membangun kerahmatan bagi semesta alam.
Keempat, memperkuat jamaahnya. NU mesti menjalankan ini. Paradigma keagamaan Aswajah dan agenda-agenda institusi harus terkonsolidasi dilevel jamaah.
Ini sangat urgen, sebab penguatan jamaah adalah bahagian penting dalam memastikan keberlanjutan institusi ini.
Semua itu adalah tugas-tugas kebangsaan yang mesti dieksekusi NU.
Sebab NU menghibahkan dirinya untuk masyarakat yang berkeadilan demi kemaslahatan dan kesejahteraan umat dan demi terciptanya rahmat bagi semesta alam. Dan tugas itu, tak akan pernah usai sepanjang kosmos ini tak kiamat.(*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.