Opini
Teknologi dan Pendidikan
Dalam video itu, ia menampilkan sejumlah muridnya menggunakan Virtual Reality dalam sebuah kelas.
Peneliti dan penulis asal Bulukumba, Mochtar Pabottingi sangat mengagumi kata demi kata dan kalimat demi kalimat dalam tiap paragraf UUD 1945.
Barangkali karena ini jualah, Paulo Freire dan Ivan Illich sangat menentang formalitas pendidikan.
Keduanya bahkan dengan sangat radikal mengajukan sistem pendidikan alternatif.
Baik Paulo dalam Pedagogy of the Oppressed dan Ivan dalam Deschooling Society mengutamakan dialog bukan penggunaan teknologi dalam proses pendidikan.
Dialog yang terbuka ini pulalah yang membuat para founding fathers sangat fasih berdiskusi dan berdebat sehingga melahirkan negara ini.
Berdasarkan hasil penerawang sejarah itu, dapatlah kita mengambil satu kesimpulan bahwa pendidikan dan teknologi tidak harus seperti dua sisi mata uang logam untuk
melahirkan manusia terdidik.
Cukup dengan metode pembelajaran yang toleran, terbuka dan setara yang dipadukan dengan metode dialog, akan dapat menumbuhkan dan menyebarkan nilai luhur pendidikan; memanusiakan manusia. (*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.