Opini
Teknologi dan Pendidikan
Dalam video itu, ia menampilkan sejumlah muridnya menggunakan Virtual Reality dalam sebuah kelas.
Akibatnya, tujuan luhur daripada pendidikan menjadi abstrak. Sebab hal itu telah dikebiri dan disalip oleh megahnya teknologi.
Ketertinggalan pendidikan dari teknologi ini tidak lepas juga dari dampak daripada kapitalisasi pendidikan.
Teknologi sebagai alat telah tumbuh dengan sangat subur ke dalam tubuh pendidikan.
Sehingga ia berubah bentuk bukan hanya sebagai alat tapi juga virus.
Virus itu menjalar dengan sangat cepat ke sekolah, universitas hingga ke dalam kepala pemangku kepentingan.
Teknologisasi pendidikan adalah transaksi yang menggiurkan. Dana APBN untuk pengadaan teknologi informasi komunikasi Kemendikburistek tahun 2020-2025 sebesar
Rp.9.307.645.245.000.
Anggaran ini kemudian dipakai untuk pengadaan laptop chrome yang kemudian menjerat sejumlah nama.
Salah satunya, mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang juga bos Gojek, Nadiem Anwar Makarim.
Pertanyaannya sekarang, akan secanggih apa pendidikan tanpa teknologi? Untuk menjawab pertanyaan ini, marilah kita sejenak mundur ke belakang.
Kemudian kita berkaca pada sejarah pendirian bangsa ini.
Rasa-rasanya, pada masa ketika dicestukan ide pembentukan negara ini, para founding fathers sangatlah kesulitan.
Jangankan penggunaan teknologi seperti sekarang, makan pun mereka sangatlah susah.
Tapi kemudian, dari keterbatasan dan ketiadaan teknologi yang canggih seperti sekarang, mereka semua mampu merumuskan dengan sangat apik gagasan pendirian
negara ini.
Coba bacalah kembali pembukaan Undang Undang Dasar 1945 itu; sangat kuat dan dalam sekali maknanya.
Bahkan, maknanya mampu melampaui zaman; hari ini dan masa depan.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.