Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Prof. JJ: Dari Penyaringan ke Pemilihan Rektor Unhas

Pada kenyataannya, telah menjungkirbalikkan pola mencari dan meraih dukungan secara pragmatis. 

|
Editor: Sudirman
Dok Pribadi Prof Amir Ilyas
OPINI - Guru Besar Fakultas Hukum Unhas, Prof Amir Ilyas, 

Hasil penyaringan oleh senat akademik yang telah memberikan suara mayoritas kepada Prof. JJ., bukan karena statusnya semata sebagai “incumbent,” tetapi ada capaian kinerja, visi, misi, dan program kerja sebagai ukuran yang nyata. 

Eticability, intelectuality, capability, integrity harus menjadi “skala prioritas” dalam memilih pimpinan perguruan tinggi (Unhas).

Hal itu pasti tidak akan diabaikan oleh anggota MWA, berikut dengan suara menteri – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Tekhnologi - (35 persen suara atau setara 9 suara, 1 0rang 9 suara).

Kemudian dari anggota MAW lainnya, 65 persen suara (1 orang 1 suara): 8 suara dari pegawai perwakilan dosen, 2 suara dari perwakilan tenaga kependidikan pegawai, 3 suara dari tokoh masyarakat, 3 suara karena ex-officio (Ketua IKA Unhas, Gubernur Sulsel, dan Ketua BEM Unhas).

Masing-masing dari jumlah suara anggota MWA tersebut, tentunya akan diperebutkan oleh 3 Calon Rektor Unhas yang telah melalui proses penyaringan Senat akademik.

Dengan proses pemilihan harus menjunjung asas transparansi, akuntabilitas, dan keadilan, maka tak ada ruang untuk membawa “politik identitas,” dipilih karena latar belakang organisasi tertentu.

Basis pemberian suara tentunya harus didasarkan pada siapa calon yang dapat memperkuat integritas institusi, memperluas kolaborasi global, memiliki program nyata dalam menciptakan mahasiswa/i yang terampil dan ahli dalam ilmunya (bukan asal sarjana).

Serta mampu menjaga marwah kampus merah sebagai universitas kelas dunia, dengan tetap berakar pada kearifan lokal dan budaya maritimnya.

Kita tidak hanya mencari pemimpin yang cerdas, tetapi harus juga bisa merangkul untuk semua, bijak serta berani menjaga nurani ilmu dan pengetahuan.

Sebab memimpin bukan soal untuk menduduki kursi kekuasaan semata, tetapi betapa pentingnya menjaga arah layar Unhas agar tetap ke laut lepas. 

Sejatinya, Unhas butuh pemimpin yang stabil, visioner, dan mampu menyalakan obor ilmu seta mercusuar bagi bangsa dan dunia.

Scientia lux maritimae, integritas anima rectoris - ilmu adalah cahaya samudera, integritas adalah jiwa seorang pemimpin - Dalam samudera ilmu yang lapang, Unhas harus menjadi kapal berlayar dengan cahaya pengetahuan dan kompas integritas.

Demikianlah principat kepemimpinan Prof. JJ., sosok ilmuan, menahkodai Unhas dengan ilmu yang disinari cahaya nurani dan estetis Ketuhanan.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved