Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

DPRD Makassar Dibakar

Bertaruh Nyawa Selamatkan Anggota DPRD Makassar Saat Kebakaran, Kaki Arief Rahman Sampai Retak

Arief Rahman Hakim staf Wakil Ketua DPRD Makassar Andi Suharmika yang saat terjadi pembakaran berusaha menyelamatkan orang-orang yang terjebak.

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM
DPRD MAKASSAR - Arief Rahman Hakim, Staf Wakil Ketua 1 DPRD Makassar Andi Suharmika bercerita kisah malam tragis pembakaran Gedung DPRD Makassar. Dirinya sempat ikut menyelamatkan warga hingga akhirnya sempat diserang massa aksi. Kaki kiri Arief retak membuatnya kini harus memakai tongkat dalam beraktifitas. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Arief Rahman Hakim, Staf Wakil Ketua 1 DPRD Kota Makassar Andi Suharmika berbagi kisah bertaruh nyawa di Kantor DPRD Sulsel Jl Urip Sumoharjo pada Jumat (29/8/2025) malam.

Malam tragis itu berbekas dibenak Arief Rahman Hakim. 

Rapat Paripurna biasanya diisi dengan saling berpendapat, kini diwarnai tangisan dan kepanikan. 

Ketika Gedung perwakilan rakyat Makassar ini habis dilalap si jago merah.

Arief berkisah di malam itu, semula rapat paripurna berjalan seperti biasanya.

Meski diluar Gedung DPRD Makassar ada aksi unjuk rasa, rapat paripurna tetap berjalan normal.

Keadaan rapat berubah ketika massa aksi mulai berdatangan di depan Gedung DPRD Makassar.

Secara perlahan massa aksi mulai merangsek masuk ke Gedung DPRD Makassar.

Mulai dari aksi unjuk rasa didepan, kemudian mulai menerobos pagar DPRD Makassar.

Massa aksi berhadapan dengan pasukan Satpol PP dan Dinas Perhubungan (Dishub) berjaga di depan.

DPRD MAKASSAR - Suasana kantor DPRD Makassar pasca terbakar pasca terbakar. Polisi tak muncul di lokasi saat kantor DPRD Makassar dibakar.
DPRD MAKASSAR - Suasana kantor DPRD Makassar pasca terbakar pasca terbakar. Polisi tak muncul di lokasi saat kantor DPRD Makassar dibakar. (TRIBUN-TIMUR.COM / SITI AMINAH)

Namun, jumlah massa aksi begitu membludak bahkan sudah mulai chaos.

"Memang hari itu kita laksanakan paripurna, ketika itu tiba-tiba teman satpol dan dishub diserang sekelompok orang usia belasan tahun," jelas Arief saat ditemui di Jl Urip Sumoharjo, Lorong 501, Kelurahan Karampuang,Kecamatan Panakkukang pada Jumat (5/9/2025) siang. 

Baca juga: SAKSI KATA: Kami Lawan Pakai Tangan Kosong Tapi Dilempar Bom Kisah Staf DPRD Makassar Hadapi Massa

Pos Satpol PP mulai di rusak massa aksi.

Tak lama kemudian mobil anggota dewan jadi sasaran amuk massa.

Kaca mobil satu per satu dipecahkan. Begitu juga dengan motor yang mulai dibakar.

"Saat menyerang langsung bakar motor, motor dishub dulu dibakar di depan, masuk didalam kantor, baru bakar mobil dibelakang pos satpol PP," jelas Arief.

Arief Rahman mendapat kabar massa mulai anarkis akhirnya keluar dari Gedung.

Tujuan pertamanya mengamankan kendaraan mobil ke area lebih aman.

"Setelah saya pindahkan mobil saya amankan ke tempat aman di belakang mushallah, saya naik ke ruangan pak Suharmika mengamankan beberapa barang pribadi," ujar Arief.

Usai mengamankan mobil, Arief masuk ke ruang Andi Suharmika.

Arief mengamankan sejumlah berkas penting.

Setelah itu, Arief naik ke ruang rapat paripurna.

"Saya naik ke ruang rapat paripurna untuk informasikan dengan pak walikota dan pimpinan DPR terjadi penyerangan di Bawah," lanjut Arief.

Setelah bertahan di ruang rapat paripurna, aksi massa kian anarkis didepan Kantor DPRD Makassar.

Massa membakar seluruh mobil milik anggota dewan maupun staf DPRD Makassar.

Ketika massa kian anarkis, pembakaran mulai menyasar Gedung DPRD Makassar.

Saat itu, Arief mulai menginisiasi penyelamatan baik anggota dewan maupun pegawai DPRD Makassar.

Satu per satu koleganya diselamatkan keluar Gedung DPRD Makassar.

Di momen itu, Arief mendapati seseorang yang membawa bom Molotov.

"Saya menyelamatkan teman tertinggal, setelah menyelamatkan saya dapat melihat sesorang bawa bom Molotov mau bakar mobil pak Ismail," kata Arief.

Dirinya sempat ikut mencoba melerai massa yang membawa bom Molotov.

Namun naas, dirinya diserang balik oleh sekelompok massa.

Kakinya menjadi sasaran. Batu menghantam kaki kiri Arief.

"Saya mau coba lerai, tapi saya berkelahi dengan pelaku,temannya datang bawa batu dan hantam kaki kiriku. Jadi saya liat mereka banyak saya lari ke mushallah dan lompat ke belakang DPRD," jelasnya.

Rasa sakit di kaki kirinya tak lagi terasa, saat kepanikannya memuncak.

Massa aksi kian banyak menyerang dan menyasar pembakaran Gedung.

Arief berlari ke arah Mushallah lalu lompat menuju perumahan warga dibelakang DPRD Makassar.

"Setelah itu saya dibawa ke rumah sakit, minta tolong warga sekitar," ujarnya.

Baca juga: Kronologi Lengkap Kerusuhan 2 Gedung DPRD Dibakar dan 4 Meninggal: 29 Tersangka, Siapa Dalangnya?

Arief mengaku tak bisa melihat jelas wajah dari para demonstran.

Sebab malam itu, seluruh lampu dimatikan. Kondisinya gelap gulita.

Hanya kobaran api yang membuka cahaya di malam tragis itu.

"Kondisi saat itu gelap dimatikan lampu. Tertatih-tatih jalan, inikan awalnya (kaki) dihantam batu ditambah lagi lompat di masjid ke belakang," jelasnya.

Arief mengaku sempat bertemu dengan korban lainnya di malam itu, Basri Akbar atau abay.

"Kak Abay itu kita saling bantu mengevakuasi orang, abay masih sempat dilihat," ceritanya.

Kini, Arief baru saja selesai menjalani perawatan intensif.

Arief harus memakai tongkat dalam beraktifitas.

Pasalnya tulang kaki kirinya retak, usai dihantam batu dan lompat dari tembok mushallah DPRD Makassar ke arah perumahan.

"Semoga cepat didapat pelaku utamanya, kita ikut berbelasungkawa dengan gugurnya teman kita," tutupnya.(*)

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved