Opini Muammar Bakry
Ramadan dengan Cinta 9: Fatwa Cinta
Bisa relatif tergantung cara pandang orang menilai cinta itu. Jika didasari atas nilai baik, maka akan menampilkan cinta yang berkualitas.
Oleh: Muammar Bakry
Imam Besar Masjid Al Markaz Al Islami Jenderal M Jusuf
TRIBUN-TIMUR.COM - Cinta adalah ungkapan hati yang tulus yang keluar dari lubuk hati yang dalam sebagai apresiasi kesukaan pada sesuatu atau pada seseorang.
Bisa relatif tergantung cara pandang orang menilai cinta itu. Jika didasari atas nilai baik, maka akan menampilkan cinta yang berkualitas dan manusiawi.
Namun jika didasari pada syahwat dan hawa nafsu, maka akan melahirkan cinta yang tidak terkendali dan cenderung merusak tatanan sosial yang diatur dalam sunnatullah yang Allah tetapkan.
Perwujudan cinta kepada Allah adalah cinta kepada ciptaan-Nya. Jika seseorang mencintai ciptaan-Nya, dia juga mencintai penciptanya.
Keinginan ini membuat seseorang termotivasi dalam hidupnya. Mari kita nikamti ungkapan cinta dari para ulama sebagai apresiasi cinta tulus mereka berdasarkan referensi yang ada dengan penjelasan yang lebih kontekstual.
Ali bin Abi Thalib sering kali memakai baju tertentu dalam banyak kesempatan, ketika ditanya kenapa baju itu sering dipakai?
Beliau jawab bahwa baju ini pemberian kekasihku dan sahabatku Umar bin Khatab, Umar adalah inspirasi nasehat agama, dengan baju ini ada semangat untuk selalu menasehati.
Ibn Taimiyah berkata; jika engkau mencintai seseorang karena Allah, sesungguhnya Allah lah yang dicintai.
Setiap engkau melukiskan orang itu di hatimu, yang muncul adalah Allah dan menjadikan cintamu semakin engkau mencintai-Nya.
Setiap kali engkau mengingat Nabi Muhammad saw dan nabi-nabi lainnya serta para sahabat, maka ingatan itu menambah kecintaanmu kepada Allah swt.
Orang yang yang dicintai karena Allah akan menambah kecintaan kita kepada Allah, orang yang mencintai karena Allah hakikatnya yang dicintai adalah Allah.
Ibn al-Qayyim berkata; cinta adalah kehidupan hati dan suplemen batin, hati tidak bahagia dan hidup tanpa cinta, jika itu hilang dari hati maka akan menyiksa hati orang yang telah hilang dari cahayanya.
Hati jika hilang cahaya cintanya lebih berbahaya daripada telinga tanpa pendengaran, hidung tanpa penciuman, lidah tanpa ucapan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.