Opini Muammar Bakry
Ramadan dengan Cinta 9: Fatwa Cinta
Bisa relatif tergantung cara pandang orang menilai cinta itu. Jika didasari atas nilai baik, maka akan menampilkan cinta yang berkualitas.
Ditambahkan oleh beliau, apabila seseorang pergi berjumpa dengan kekasihnya, pasukannya akan ikut bersamanya, cinta berada di depan mengawal perjalanannya, harapan dan rindu menuntun jalannya, jika telah sampai ke tempat tujuannya kekasih menyambut dengan riang dan gembira.
Abu Bakar al-Warraq berkata, Khalifah al-Makmun bertanya kepada Bin Thahir tentang cinta, dijawab wahai Amirul Mukminin “Ketika jiwa berseberangan diterangi oleh keterpautan hati, secercah cahaya akan terpancar darinya, menerangi batin anggota tubuhnya, lalu bergerak mengikuti indahnya alam sehingga terpancar kehidupan jiwa yang dibalut dengan cinta.
Hammad al-Rawiyah ditanya tentang cinta, dijawab bahwa cinta adalah pohon akarnya adalah pikiran, dahannya kenangan, rantingnya begadang, daunnya penyakit buahnya adalah kematian. Cinta seperti ini adalah cinta destruktif yang merusak ekosistem diri dan lingkungan.
Abu Bakar al-Warraq berkata Esensi cinta adalah menyaksikan kekasih setiap saat, selain kekasih bisa jadi penghalang. Diawali dengan kepasrahan dan keyakinan, dengan itu mengantar orang-orang yang bertakwa di sorga kenikmatan.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.