Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Polri

Karier Moncer AKBP Malvino Edward Yusticia Memeras saat Adi Makayasa Akpol 2006 Berpangkat Kompol

Karier AKBP Malvino Edward Yusticia sebenarnya sangat moncer yang berbeda dengan peraih adi makayasa 2006 Ratna Quratul Aini masih berpangkat kompol.

Editor: Muh Hasim Arfah
dok Tribun
Karier AKBP Malvino Edward Yusticia sebenarnya sangat moncer pada alumni Akademi Kepolisian atau Akpol 2006 bahkan mengalahkan peraih Adhi Makayasa 2006, Ratna Quratul Aini. 

"Dulu sih cita-citanya bukan jadi Polri ya dulu cita-citanya ingin jadi dokter, karena depan SMA 2 Pati itu Polres Pati, dari situlah timbul keinginan jadi Polri," tegas dia dilansir dari Warta Kota.

Ratna mendaftarkan diri sebagai anggota Polri didukung oleh ayahnya karena semua persyaratan sudah disiapkan.

Dari ribuan orang yang mendaftarkan diri, Ratna lolos seleksi dari setiap tahap yang sudah menjadi syarat.

Sebanyak 500 Polisi Bintara berangkat ke Lido, Sukabumi, Jawa Barat untuk menjalani pendidikan selama enam bulan.

Selesai pendidikan, ia mendapat penempatan tugas pertama sebagai staf Prov Mabes Polri.

 


Pada tahun 2002, ada penerima Akpol Polwan dari Bintara, tapi karena masa dinasnya belum dua tahun, Ratna tidak bisa ikut seleksi.

"Tahun 2002 itu penerima Taruni Akpol pertama, karena sebelum-sebelumnya tidak ada dan untuk Polwan Bintara syaratnya harus dua tahun sudah berdinas," jelas dia.

Karena belum cukup masa dinas, akhirnya Ratna menunggu pendaftaran pada tahun 2003.

Waktu yang dinanti akhirnya tiba, tanpa ada persiapan khusus, Ratna dengan percaya diri daftar ke Akpol.

Tapi, resiko yang harus diambil oleh Ratna adalah jika ia gagal atau tidak lulus Akpol maka status Polwan Bintaranya sudah tidak diakui alias menjadi masyarakat sipil.

"Pendaftaran untuk Polwan Bintara yang memiliki prestasi, kebetulan waktu Bintara itu saya peringkat 2 dari 500 siswa se-Indonesia," ujar dia.

"Kalau misalkan saya enggak lulus di Akpol itu saya jadi masyarakat sipil bukan jadi polisi lagi itu Resiko yang harus diambil kalau memang mau melangkah lebih baik ya Kita harus berani ambil resiko, kalau pun sudah berani ambil resiko itu, kita harus berusaha semaksimal mungkin," sambung dia.

Dari 286 siswa Akpol yang ikut pendidikan, Ratna membuktikan bahwa dirinya menjadi wanita berprestasi.

Karena sampai tahun 2021 ini, belum ada lagi polisi wanita yang mampu menyetarakan dirinya sebagai peraih bintang Adhi Makayasa.

Penghargaan itu diberikan langsung oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Momen pertemuan secara langsung dengan Presiden tidak bakal bisa terulang kembali karena hanya dirasakan sekali seumur hidupnya.

"Ya alhamdulillah perasaan saya senang sekali karena Presiden SBY pernah berada di posisi yang sama beliau juga peraih Adhi Makayasa suatu kebanggaan buat saya ya bisa berhadapan langsung dengan beliau kemudian membawa kedua orang tua saya ketemu dengan beliau orang nomor satu di Indonesia," tuturnya.

Jabatan yang Pernah Diemban Kompol Ratna

Lulusan Akpol 2006, Kompol Ratna mendapat tugas pertamanya di tahun 2007 di Polres Jakarta Barat sebagai staf Bagops.

Selama satu tahun berdinas di sana, Ratna dipromosikan sebagai Panit Indik PPA Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat pada tahun 2008.

Selama satu tahun enam bulan di PPA, Ratna mendapat promosi jabatan baru sebagai Panit Narkoba Polsek Tanjung Duren.

Pada tahun 2009, ia mendapat jabatan sebagai Kanit Reskrim Polsek Cengkareng dan di tahun yang sama ia kembali di tarik ke Polres Metro Jakbar sebagai Kanit III Narkoba.

Satu tahun bertugas di Narkoba, Ratna akhirnya kembali mendaftar sekolah PTIK. 

Selama 2 tahun pendidikan dari tahun 2010 sampai 2012, Ratna lulus dengan perolehan nilai cukup memuaskan karena masuk 10 besar.

Siswa PTIK yang masuk dalam 10 besar, saat itu harus dikirim ke daerah konflik.

Beruntung dirinya seorang wanita dan ia justru diminta untuk menjadi asisten dosen di PTIK.

"Selama satu tahun jadi asisten dosen, setelah itu ditanya mau kemana kemudian saya pindah ke Polda Metro di Biroops pada tahun 2013, kemudian pindah ke SDM jadi Paur Mujab," jelas Ratna.

Jadi ajudan Istri Wakil Presiden Jusuf Kalla

Berkat kepintarannya diakademik, Ratna mendapat kesempatan untuk ikut seleksi sebagai ajudan istri Wakil Presiden selama satu priode atau lima tahun dari 2014-2019.

Ada sebanyak 16 Polwan terbaik yang ikut dalam seleksi, tapi dirinya mampu menunjukan hasil yang baik.

Ratna menikmati tugasnya selama lima tahun melayani dan melindungi istri Presiden RI.

Pada tahun 2020 lalu, selesai menjadi ajudan istri Presiden RI, Kompol Ratna kemudian ikut seleksi Sespimen dan ia bersama 13 angkatan Akpol 2006 lainnya lolos seleksi.

Lagi-lagi, Ratna masuk 10 besar lulusan terbaik Sespimen pada tahun 2021 ini.

"Kemudian dapat pengumuman penempatan saya dapat di Polres Jakarta Barat," ungkap dia.

Kehidupan Pribadi Kompol Ratna Quratul Aini 

Di sela-sela kesibukannya sebagai seorang Polisi Wanita, Ratna tidak pernah alpa menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga.

Ia menikah pada 2007 dengan seorang anggota Polisi yang daftar dari sumber Sarjana lulusan 2001 silam dan dikarunia dua orang anak.

Anak pertamanya seorang wanita yang saat ini usianya sudah 14 tahun dan anak keduanya lelaki berusia 13 tahun.

"Jadi ketika menikah saya langsung dikarunia anak, itu lulus pendidikan Akpol tahun 2007 saya menikah," ungkap.

Tidak hanya pandai di akademik, Ratna juga pandai mengatur waktu untuk mengurus si buah hati dan suaminya.

Setiap pagi sebelum berangkat Dinas, ia sudah menyiapkan pakaian Dinas suami dan mengurus si buah hati.

Ratna juga selalu memiliki waktu untuk quality time dengan kedua anaknya, sehingga tidak pernah ada komplain dari dua buah hari karena kesibukan kerjanya.

"Anak kedua saya kebetulan sudah ada yang termotivasi ingin jadi anggota Polri, sekarang lagi saya persiapkan di akademisnya dulu," tutur Ratna.

(Tribun-Timur.com/Warta Kota)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved