Polri
Karier Moncer AKBP Malvino Edward Yusticia Memeras saat Adi Makayasa Akpol 2006 Berpangkat Kompol
Karier AKBP Malvino Edward Yusticia sebenarnya sangat moncer yang berbeda dengan peraih adi makayasa 2006 Ratna Quratul Aini masih berpangkat kompol.
TRIBUN-TIMUR.COM- Karier AKBP Malvino Edward Yusticia sebenarnya sangat moncer pada alumni Akademi Kepolisian atau Akpol 2006.
Ia sudah berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP).
Namun karier dari mantan Kasubdit III Ditresnarkoba Polda Metro Jaya harus berhenti.
Padahal, peraih Adhi Makayasa 2006, Ratna Quratul Aini masih berpangkat komisaris polisi.
AKBP Malvino Edward Yusticia dijatuhi hukuman pemberhentian tidak dengan hormat atau PTDH.
Polri memecat AKBP Malvino Edward Yusticia buntut kasus dugaan pemerasan terhadap warga negara (WN) Malaysia di konser Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024.
Total jumlah hasil pemerasan konser tersebut mencapai Rp2,5 miliar.
AKBP Malvino Edward Yusticia bertugas di Polda Metro Jaya.
Jabatannya Kasubdit III Ditresnarkoba Polda Metro Jaya.
Putusan PTDH terhadap Eks Kasubdit III Ditresnarkoba Polda Metro Jaya ini, dilakukan melalui sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP).
Sidang Komisi Kode Etik Polri digelar di Gedung TNCC, Mabes Polri, Jakarta pada Kamis (2/1/2025).
"Sanksi administrasi kedua pemberhentian tidak dengan hormat atau PTDH sebagai anggota Polri," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, Kamis.
"Sanksi etika yaitu perilaku pelanggar sebagai perbuatan tercela," lanjutnya.
Sebelumnya, AKBP Malvino sudah menjalani sanksi penempatan khusus (patsus) selama 6 hari sejak 27 November 2024 hingga 2 Januari 2025.
Profil AKBP Malvino Edward Yusticia
AKBP Malvino Edward Yusticia lahir di Medan, Sumatera Utara, pada 9 Agustus 1985. Saat ini, usianya 39 tahun.
Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2006 ini, pernah menempuh pendidikan di Sespimen Polri di Lembang, Bandung, Jawa Barat.
Malvino juga pernah menjalani pendidikan tentang evolusi terorisme di Selandia Baru pada 2016.
Setelah belajar di Selandia Baru, Malvino dipercaya mengisi jabatan sebagai Panit Reskrim Polda Metro Jaya.
Saat itu, ia turut menangani kasus perampokan dan pembunuhan satu keluarga di Pulomas, Jakarta Timur, pada 2016 lalu.
Prestasi Malvino lainnya, yakni berhasil membongkar peredaran sabu-sabu jaringan Taiwan di Anyer, Banten, Juli 2017.
Malvino juga terlibat dalam pengungkapan kasus sabu-sabu. Termasuk pengungkapan kasus sabu-sabu 1,2 ton pada April 2021.
Mengenai pendidikannya, Malvino menyelesaikan studi S1 Hukum Universitas Negeri Jenderal Soedirman (2010) dan S1 Ilmu Kepolisian STIK-PTIK (2013).
Selanjutnya, Malvino merampungkan studi S2 Magister Hukum pada 2012.
Malvino juga berhasil menyandang gelar Master of Strategic Studies dari Victoria University of Wellington, Selandia Baru pada 2016.
Profil Kompol Ratna Quratul Aini
Kompol Ratna Quratul Aini jebolan Akpol 2006 peraih Adhi Makayasa.
Peraih Adhi Makayasa atau lulusan terbaik Akademi Polisi (Akpol) dan Akademi Militer (Akmil) mayoritas didominasi taruna laki-laki.
Namun pada tahun 2006 lalu, sejarah mencatat untuk pertama kalinya ada sosok perempuan yang dinobatkan sebagai peraih Adhi Makayasa Akpol.
Sosok yang dimaksud yakni Ratna Quratul Aini.
Bahkan hingga saat ini Kompol Ratna Quratul Aini tercatat pula sebagai satu-satunya Polwan peraih Adhi Makayasa.
Tak hanya meraih Adhi Makayasa, rupanya pada tahun 2006 itu Kompol Ratna Quratul Aini mendapatkan tiga penghargaan sekaligus.
Sebagai jebolan Akpol 2006 diketahui Kompol Ratna Quratul Aini hanya menempuh pendidikan taruna selama 3 tahun 6 bulan.
Pada pendidikan tingkat pertama hingga ketiga di Akpol, Ratna mendapat penghargaan Wiratama emas.
Pada tingkat ketiga sampai lulus, Ratna meraih dua penghargaan istimewa yaitu Adhi Tanggap dan Adhi Makayasa.
Adhi Tanggap diberikan kepada dirinya karena ia memperoleh nilai akademi tertinggi.
Kemudian Adhi Makayasa sebagai final pendidikan Akpol ia memperoleh nilai akademi, nilai mental kelribadian dan jamsani tertinggi.
Gagal Masuk Kowal
Meski terbilang cemerang dan meraih berbagai penghargaan termasuk Adhi Makayasa saat menempuh pendidikan Akpol, rupanya Kompol Ratna Quratul Aini pernah merasakan pahitnya kegagalan.
Kompol Ratna Quratul Aini pernah ditolak untuk masuk Polri dan Komando Wanita Angkatan Laut (Kowal) pada tahun 1999.
Bukan tanpa alasan dirinya ditolak pendaftaran, karena memang usia pada saat itu belum cukup umur atau masih 16 tahun.
Karena syarat usia saat mendaftar sebagai anggota Polri tahun 2000 harus 17 tahun.
Wanita kelahiran Pati, Jawa Tentah 10 Mei 1982 ini akhirnya bekerja disebuah Apotek untuk mengisi waktu luang sampai usianya cukup mendaftar sebagai anggota Polri.
Selama enam bulan bekerja, ayahnya yang merupakan pensiunan PNS ini memberi kabar bahwa ada pembukaan pendaftatan Polwan tahun 2000.
Namun pada saat itu ia bukan mendaftar sebagai Polwan Akpol, tapi Polwan Bintara dari Polda Jawa Tengah.
"Dulu sih cita-citanya bukan jadi Polri ya dulu cita-citanya ingin jadi dokter, karena depan SMA 2 Pati itu Polres Pati, dari situlah timbul keinginan jadi Polri," tegas dia dilansir dari Warta Kota.
Ratna mendaftarkan diri sebagai anggota Polri didukung oleh ayahnya karena semua persyaratan sudah disiapkan.
Dari ribuan orang yang mendaftarkan diri, Ratna lolos seleksi dari setiap tahap yang sudah menjadi syarat.
Sebanyak 500 Polisi Bintara berangkat ke Lido, Sukabumi, Jawa Barat untuk menjalani pendidikan selama enam bulan.
Selesai pendidikan, ia mendapat penempatan tugas pertama sebagai staf Prov Mabes Polri.
Pada tahun 2002, ada penerima Akpol Polwan dari Bintara, tapi karena masa dinasnya belum dua tahun, Ratna tidak bisa ikut seleksi.
"Tahun 2002 itu penerima Taruni Akpol pertama, karena sebelum-sebelumnya tidak ada dan untuk Polwan Bintara syaratnya harus dua tahun sudah berdinas," jelas dia.
Karena belum cukup masa dinas, akhirnya Ratna menunggu pendaftaran pada tahun 2003.
Waktu yang dinanti akhirnya tiba, tanpa ada persiapan khusus, Ratna dengan percaya diri daftar ke Akpol.
Tapi, resiko yang harus diambil oleh Ratna adalah jika ia gagal atau tidak lulus Akpol maka status Polwan Bintaranya sudah tidak diakui alias menjadi masyarakat sipil.
"Pendaftaran untuk Polwan Bintara yang memiliki prestasi, kebetulan waktu Bintara itu saya peringkat 2 dari 500 siswa se-Indonesia," ujar dia.
"Kalau misalkan saya enggak lulus di Akpol itu saya jadi masyarakat sipil bukan jadi polisi lagi itu Resiko yang harus diambil kalau memang mau melangkah lebih baik ya Kita harus berani ambil resiko, kalau pun sudah berani ambil resiko itu, kita harus berusaha semaksimal mungkin," sambung dia.
Dari 286 siswa Akpol yang ikut pendidikan, Ratna membuktikan bahwa dirinya menjadi wanita berprestasi.
Karena sampai tahun 2021 ini, belum ada lagi polisi wanita yang mampu menyetarakan dirinya sebagai peraih bintang Adhi Makayasa.
Penghargaan itu diberikan langsung oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Momen pertemuan secara langsung dengan Presiden tidak bakal bisa terulang kembali karena hanya dirasakan sekali seumur hidupnya.
"Ya alhamdulillah perasaan saya senang sekali karena Presiden SBY pernah berada di posisi yang sama beliau juga peraih Adhi Makayasa suatu kebanggaan buat saya ya bisa berhadapan langsung dengan beliau kemudian membawa kedua orang tua saya ketemu dengan beliau orang nomor satu di Indonesia," tuturnya.
Jabatan yang Pernah Diemban Kompol Ratna
Lulusan Akpol 2006, Kompol Ratna mendapat tugas pertamanya di tahun 2007 di Polres Jakarta Barat sebagai staf Bagops.
Selama satu tahun berdinas di sana, Ratna dipromosikan sebagai Panit Indik PPA Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat pada tahun 2008.
Selama satu tahun enam bulan di PPA, Ratna mendapat promosi jabatan baru sebagai Panit Narkoba Polsek Tanjung Duren.
Pada tahun 2009, ia mendapat jabatan sebagai Kanit Reskrim Polsek Cengkareng dan di tahun yang sama ia kembali di tarik ke Polres Metro Jakbar sebagai Kanit III Narkoba.
Satu tahun bertugas di Narkoba, Ratna akhirnya kembali mendaftar sekolah PTIK.
Selama 2 tahun pendidikan dari tahun 2010 sampai 2012, Ratna lulus dengan perolehan nilai cukup memuaskan karena masuk 10 besar.
Siswa PTIK yang masuk dalam 10 besar, saat itu harus dikirim ke daerah konflik.
Beruntung dirinya seorang wanita dan ia justru diminta untuk menjadi asisten dosen di PTIK.
"Selama satu tahun jadi asisten dosen, setelah itu ditanya mau kemana kemudian saya pindah ke Polda Metro di Biroops pada tahun 2013, kemudian pindah ke SDM jadi Paur Mujab," jelas Ratna.
Jadi ajudan Istri Wakil Presiden Jusuf Kalla
Berkat kepintarannya diakademik, Ratna mendapat kesempatan untuk ikut seleksi sebagai ajudan istri Wakil Presiden selama satu priode atau lima tahun dari 2014-2019.
Ada sebanyak 16 Polwan terbaik yang ikut dalam seleksi, tapi dirinya mampu menunjukan hasil yang baik.
Ratna menikmati tugasnya selama lima tahun melayani dan melindungi istri Presiden RI.
Pada tahun 2020 lalu, selesai menjadi ajudan istri Presiden RI, Kompol Ratna kemudian ikut seleksi Sespimen dan ia bersama 13 angkatan Akpol 2006 lainnya lolos seleksi.
Lagi-lagi, Ratna masuk 10 besar lulusan terbaik Sespimen pada tahun 2021 ini.
"Kemudian dapat pengumuman penempatan saya dapat di Polres Jakarta Barat," ungkap dia.
Kehidupan Pribadi Kompol Ratna Quratul Aini
Di sela-sela kesibukannya sebagai seorang Polisi Wanita, Ratna tidak pernah alpa menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga.
Ia menikah pada 2007 dengan seorang anggota Polisi yang daftar dari sumber Sarjana lulusan 2001 silam dan dikarunia dua orang anak.
Anak pertamanya seorang wanita yang saat ini usianya sudah 14 tahun dan anak keduanya lelaki berusia 13 tahun.
"Jadi ketika menikah saya langsung dikarunia anak, itu lulus pendidikan Akpol tahun 2007 saya menikah," ungkap.
Tidak hanya pandai di akademik, Ratna juga pandai mengatur waktu untuk mengurus si buah hati dan suaminya.
Setiap pagi sebelum berangkat Dinas, ia sudah menyiapkan pakaian Dinas suami dan mengurus si buah hati.
Ratna juga selalu memiliki waktu untuk quality time dengan kedua anaknya, sehingga tidak pernah ada komplain dari dua buah hari karena kesibukan kerjanya.
"Anak kedua saya kebetulan sudah ada yang termotivasi ingin jadi anggota Polri, sekarang lagi saya persiapkan di akademisnya dulu," tutur Ratna.
(Tribun-Timur.com/Warta Kota)
Viral Brigpol Ridha, Polisi Nyambi Jadi Badut Ternyata Lulusan Magister Hukum |
![]() |
---|
Sejarah! Jenderal Termuda Polri Pecahkan Penangkapan Narkoba Alumnus Akpol 1991 Irjen Pol Merdisyam |
![]() |
---|
Kapolri Bongkar Pasang Jenderal Bintang 3, Akpol 90 Saingi 91 dan 89 |
![]() |
---|
Nama 17 Perwira Tinggi Polri Naik Pangkat Juli 2025, Ada 2 Polwan |
![]() |
---|
Kehebatan Brigjen Sri Bardiyati, Satu-satu Polwan Promosi Jenderal dan Kepala BNN Gorontalo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.