Headline Tribun Timur
Pembuat Uang Palsu di UIN Alauddin Niat Maju Pilkada
Ia mulai mencetak uang palsu jauh setelah Pilpres 2024 dan sebelum Pilkada Serentak 2024 yakni pada bulan September 2024 lalu.
Saat menemukan mesin seharga Rp 600 juta itu, Prof Hamdan juga didampingi wakil rektor satu dan dua serta pejabat UINAM lainnya.
Hal senada diungkapkan Kasat Reskrim Polres Gowa AKP Bachtiar yang turut memimpin penyelidikan kasus tersebut.
Menurutnya, Prof Hamdan sangat aktif dalam memudahkan langkah-langkah penyelidikan polisi.
"Setiap kami koordinasi, beliau cukup aktif membantu. Bahkan beliau bertanya, siapa lagi yang perlu diperiksa atau dimintai keterangan, beliau langsung menawarkan," ucapnya.
Rektor Marah
Pada kesempatan yang sama, Rektor UIN Alauddin, Prof Hamdan Juhannis mengaku sangat malu atas kasus ini.
"Saya hadir di sini selaku Rektor UIN Alauddin Makassar sebagai bukti nyata dukungan kami terhadap polisi untuk mengungkap kasus ini sampai ke akarnya," jelas Prof Hamdan.
Ia tidak menyangka, kampus pencetak generasi agamais yang dipimpinnya, ditemukan kejahatan uang palsu di dalamnya.
"Selaku pimpinan tertinggi di UIN, saya marah, malu, tertampar," jelas Prof Hamdan.
"Setengah mati kami membangun kampus, reputasi, bersama pimpinan, dengan sekejap dihancurkan," lanjutnya.
Ia pun berkomitmen untuk mendukung penuh kepolisian dalam mengungkap kasus itu sampai ke akar-akarnya.
"Itulah sebabnya, kami mengambil langkah, setelah ini jelas kedua oknum yang terlibat dari kampus kami, langsung kami berhentikan dengan tidak hormat," tuturnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.