Opini
Arus Balik Kebudayaan: Lokalitas dan Poskolonialitas
Aksesoris tradisional yang sangat lekat dengan pesta pernikahan orang-orang di Sulawesi Selatan dan Barat. Suku Bugis atau Makassar?
Darimana bayang-bayang stereotip ini berasal? Tentu dari informasi kemana kiblat pengetahuan kita arahkan.
Mentalitas inlander; perasaan rendah diri yang akut di hadapan bangsa-bangsa lain (inferiority complex) akan dengan mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Itulah mengapa, poskolonialitas menjadi jembatan penting menuju kemerdekaan yang telah dirintis oleh para pendiri republik ini.
Poskolonialitas mendesak untuk dilanjutkan sebagai agenda pembebasan dari kolonialisasi yang jejaknya masih nyata di berbagai lini.
Baik kolonialisasi yang berbaju ilmu-ilmu sosial positivistik, maupun yang berjubah teologi puritanistik.
Lalu, dapatkah lokalitas mendapatkan ruang untuk berbicara sebagai subjek untuk melakukan dekolonialisasi ilmu pengetahuan? Meminjam pemikir poskolonial Gayatri C. Spivak; Can Subaltern Speak?
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.