Kolom Andi Suruji
KOLOM ANDI SURUJI: Pinjam Mulut Faisal Basri
Apa boleh buat. Risiko harus diambil. Menunggu keputusan rapat, koran telat cetak, terlambat sampai di tangan pembaca. Tetapi apa kata dunia ....
Belakangan ketahuan, pihak pemerintah dalam rapat itu memang diremote oleh Wapres JK. Dan ternyata SBY pun tidak tahu kenaikan harga minyak tanah yang "gila-gilaan" itu.
Menurut cerita JK, Pak SBY amat terkejut ketika dilapori kenaikan harga minyak tanah. "Terangkat pantatnya dari kursi," cerita JK.
"Tapi itu keputusan adil. Subsidi lebih besar dinikmati orang yang salah, bukan rakyat miskin. Karena itu ada program bantuan langsung tunai, program konversi minyak tanah ke gas, lebih murah," jelas JK.
Melalui email dan pesan suara telpon yang masuk ke kontak center Kompas umumnya memuji berita itu. Hanya Kompas yang punya hati nurani menyuarakan jeritan hati nurani rakyat. Itu salah satunya.
Selamat Jalan Bang Faisal. Terima kasih pencerahanmu. Istirahatlah dari perjuangan panjang mengubah mentalitas bangsa yang korup ini. Seperti judul bukumu "Kita Harus Berubah" yang saya tuliskan pengantarnya, sekian tahun silam.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.