KOLOM ANDI SURUJI
Cerita PSM dan Pinisi yang Tegar Berlayar
PSM kembali membuktikan sejarahnya. Melanjutkan tradisinya sebagai tim yang tak mau mempermalukan fansnya karena jatuh terdegradasi.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sebelum jauh mengulas PSM Makassar, kita menyimak sejenak logo klub kebanggaan Bugis-Makassar ini. Ada gambar perahu pinisi di sana.
Itu warisan tak benda (intangible) budaya dan karya agung manusia Bugis-Makassar.
Cerdas, visioner, dan beradab. Bukan manusia pabbambangan natolo.
Pinisi dibuat para panrita lopi sedemikian rupa, bukan untuk bertambat di dermaga pelabuhan tenang tanpa ombak.
Akan tetapi dirancang untuk berlayar jauh. Lintas samudera, lautan, dan benua.
Tangguh menghadapi tantangan, dan mengatasi dahsyatnya gelombang samudera.
Seperti itu pula karakter PSM Makassar.
Ia ditakdirkan menyandang gelar juara dan memikul sejarah.
Seperti pula "ayam jantan" harus terus berkokok nyaring menunjukkan jati dirinya.
Meski finis di posisi keenam klasemen akhir kompetisi musim 2024-2025, Pasukan Ramang tak perlu berkecil hati. Kinerja PSM tidaklah buruk amat.
Belum sesuai harapan banyak fans adalah fakta.
Tetapi ingat, musim sebelumnya PSM malah terpuruk sampai di urutan sebelas.
PSM kembali membuktikan sejarahnya. Melanjutkan tradisinya sebagai tim yang tak mau mempermalukan fansnya karena jatuh terdegradasi.
Tersingkir dari kasta tertinggi sepakbola nasional, tidaklah.
Baca juga: Nermin Haljeta Tinggalkan PSM Makassar Gabung PSIM, MO Laskar Mataram: Tunggu Info Resminya
Sama seperti air laut. Ada pasang dan waktu surut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.