Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kolom Andi Suruji

KOLOM ANDI SURUJI: Pinjam Mulut Faisal Basri 

Apa boleh buat. Risiko harus diambil. Menunggu keputusan rapat, koran telat cetak, terlambat sampai di tangan pembaca. Tetapi apa kata dunia ....

|
Editor: AS Kambie
Tangkapan Layar Youtube Tribun Timur
Andi Suruji, Pemimpin Umum Tribun Timur 

Apa boleh buat. Risiko harus diambil. Menunggu keputusan rapat, koran telat cetak, terlambat sampai di tangan pembaca. Tetapi apa kata dunia (pembaca) jika esok pagi mereka tidak menemukan berita keputusan rapat harga BBM.

Sialnya lagi reporter hanya mengirim data. Saya harus membaca ulang, menyimak dan memaknainya. Terkejut, di luar ekspektasi. Saya tidak percaya data itu. Mungkin reporter saya keliru.

Saya telpon Menkeu Sri Mulyani. Dia masih di mobil dalam perjalanan pulang ke rumah habis rapat di DPR. Saya mendapat konfirmasi sekaligus verifikasi. Akurat laporan reporter saya.

Harga baru minyak tanah ternyata naik lebih dari 100 persen, lebih dua kali lipat dari harga lama. Gila ini, mencekik rakyat. Tetapi saya tdak mungkin menulis itu. Dan kalau judul datar-datar saja, semua orang sudah tahu juga dari tv dan online.

Saya telpon Faisal Basri semoga belum tidur. Telepon direspon. "Bang, udah tahu keputusan harga BBM?" 

"Sudah," katanya.

"Pemerintah keterlaluan ini Bang?"

"Iya kebangetan," katanya. 

Itulah judul Kompas cetak esoknya. "Faisal Basri : Pemerintah Keterlaluan". Dalam istilah kami para jurnalis, ini teknik "pinjam mulut"

Heboh berita itu. Andai jaman sosmed, pasti viral seviral-viralnya. Saya masih tidur, capek karena ketegangan semalam, dibangunkan istri. Pak Jakob Oetama menelpon, katanya.

Saya tarik nafas, mengumpulkan nyawa, mengatur nafas. Minum air dulu, baru merespon Pak Jakob Oetama.

"Bung Andi," suara seraknya serasa menggelegar di kepala saya melalui telinga dan menggetarkan sekujur tubuh. "Capek ya...."

"Iya Pak, Tegang semalam menunggu keputusan," kata saya.

"Judul kita terlalu keras ya. Bung Andi editornya ya. Apa respon Pak JK?, Pak SBY pasti ndak nyaman itu sama kita," katanya.

"Saya belum ditelepon Pak. Tapi biasalah Pak, kalau Pak JK dikritik pasti beliau terima."

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved