Airlangga Hartarto
Ikrar Nusa Bhakti: Cawe-cawe Politik Penguasa
Pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti mengaku terkejut dengan kabar Airlangga Hartarto mundur sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Kedua, kenapa cuma menteri-menteri dari Partai Nasdem aja, yang kemudian persoalan kasus hukumnya terus berlanjut, pada saat Pileg berlangsung, ataupun pemilu Presiden berlangsung. Apa yang saya katakan di sini, berarti ada kebijakan yang berbeda terhadap menteri-menteri, walaupun itu sama-sama di dalam Kabinetnya Jokowi.
Politik sandera kan memang sengaja dipakai bagi mereka yang tidak manut?
Iya, tidak manut. Tapi buktinya sekarang terhadap Airlangga Hartato, akhirnya juga dia menjadi orang yang seperti habis manis setelah dibuang. Khususnya bagi Jokowi.
Kenapa demikian? Karena buat saya, Jokowi kok nggak terima kasih sama Airlangga Hartato yang udah ngasih kendaraan khusus buat Gibran, dan karpet merah pula buat Gibran. Ini yang harus dilihat. Berarti ini orang benar-benar Machiavelli from Java, seperti yang dikatakan oleh Sukidi.
Bukan kata saya. Sukidi kan berapa kali menulis di majalah Tempo ataupun di Koran Kompas, bahwa ini ada Machiavelli from Java, dan juga orang yang lupa apa istilahnya itu, asal-usulnya, seperti yang juga saya tulis waktu itu, kekuasaan itu memanggil lupa. Dan ini yang terjadi dengan Jokowi.
Dan saya dengar ini bukan cuma Airlangga Hartato aja yang akan diajukan kasus-kasus hukumnya. Termasuk juga nanti, kalau nggak salah, Zulkifli Hasan. Kalau itu terjadi, buat saya menarik juga.
Karena anda tahu, Zulkifli Hasan itu adalah ketua partai politik yang boleh dikatakan mengebu-gebu menegakkan apa yang disebut dengan Koalisi Indonesia Maju, menjilat-jilat Jokowi, dan kemudian juga Anda tahu, yang kemudian juga memiliki ide untuk membangun Koalisi Indonesia Maju Plus. Tapi ternyata bukan mustahil. Ini juga akan kemudian diajukan kembali kasus-kasus hukumnya.
Baik sekarang ketika dia menjadi Menteri Perdagangan, atau dulu ketika dia menjadi Menteri yang terkait juga persoalan kayu ataupun lahan.
Jadi termasuk juga yang saya dengar, namanya juga akan masuk adalah Kofifah Indra Parawansa. Kalau memang ini terjadi, menarik.
Kenapa menarik? Karena buat saya, anda tahu, itu Jokowi pasti mendapatkan keuntungan dari manutnya Kofifah terhadap dia dalam pemilu presiden 2024 yang lalu. Apa yang saya katakan, Prabowo-Gibran bisa menang di Jawa Timur dengan telak itu karena faktor Kofifah Indra Parawansa. 65 persen lho di Jawa Timur.
Justru itu. Padahal kita tahu Pak Mahfud itu, masa orang Madura nggak ada yang memilih dia. Padahal tadi saya pikir gitu.
Atau masa orang NU nggak ada yang milih Kofifah. Atau kemudian, eh maksud saya nggak ada yang memilih Muhaimin ataupun Mahfud MD.
Jadi, itu yang pertanyaan-pertanyaan besar. Jadi, apa yang ingin saya juga katakan ya, ini kalau melihat gelagat beberapa orang dari PKB atau partai lain yang tadinya mendukung Ganjar-Mahfud, kemudian mengubah menjadi Prabowo-Gibran, ternyata juga akhirnya bertemu juga dengan KPK setelah Pileg atau Pilpres itu selesai, nah ini juga harus menjadi satu pelajaran besar bagi para politisi yang bermasalah ya.
Bahwa jangan anda nurut kepada kekuasaan yang ada di atas untuk kemudian anda bisa bebas dari kasus-kasus korupsi. (Tribun Network/ Yuda).
| Kejaksaan Agung Bahas Pemanggilan Airlangga Hartarto Usai Mundur dari Ketum Golkar: Tunggu |
|
|---|
| Disambut di Sorowako, Airlangga Puji Taufan Pawe 'Keren Ada Pak Ketua Golkar Sulsel' |
|
|---|
| Temui Partai Penguasa Jepang, Airlangga Sepakati Pertukaran Pemuda Golkar - LDP |
|
|---|
| Airlangga Hartarto Sebut KEK Kendal Tarik Minat Investor dan Tumbuhkan Lapangan Pekerjaan |
|
|---|
| Peringati Hari Koperasi Nasional, Menko Airlangga Gelorakan Semangat Transformasi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/Ikrar-dan-cawe-cawe-politik.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.