Opini
Renungan untuk Hari Air Sedunia 22 Maret 2023: Air dan Perubahan
Pemanasan global akan menimbulkan kekeringan dan curah hujan ekstrim , yang pada gilirannya akan menimbulkan bencana iklim.
Bayangkan, jika mobil terparkir dan diterpa terik matahari di ruang terbuka mulai selama 4 jam (jam 11.00 - 15.00), baru digunakan, maka bukan hanya kegerahan dan keringat yang diperoleh walaupun AC dinyalakan, tetapi ketidaknyamanan dalam hidup.
Bandingkan dengan keadaan atmosfer di atas hutan atau di daerah pegunungan yang terasa sejuk dan lebih bersih.
Pemanasan global akan terus meningkat dengan percepatan yang lebih tinggi pada abad ke-21 ini apabila tidak ada upaya menanggulanginya. Banjir adalah bencana yang paling sering terjadi (34 persen), diikuti longsor (16 persen) .
Kemungkinan pemanasan global akan menimbulkan kekeringan dan curah hujan ekstrim , yang pada gilirannya akan menimbulkan bencana iklim yang lebih besar (IPCC, 2007) .
Laporan United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (UNOCHA) mengindikasikan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan terhadap bencana akibat perubahan iklim.
Apakah perubahan seperti dikemukakan penulis di atas yang diinginkan? Tentu tidak. Sekecil apapun perbuatan yang dapat diberikan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup akan terus diupayakan.
Beberapa upaya kecil tersebut, diantaranya: (1) menanam pohon di pekarangan, (2) membiasakan beraktivitas dengan meminimalisir kendaraan bermesin dengan bbm berbahan fosil, (3) menggunakan air secukupnya dan seperlunya, (4) membiasakan membuang sampah di tempatnya dan memisahkan sampah organik dan non organik, (5) menggunakan teknologi yang ramah lingkungan, dan (6) aktivitas lainnya.
Sekecil apapun partisipasi kita jika dilakukan secara bersama-sama dan terus menerus akan memberikan sumbangsih berarti bagi kelangsungan hidup manusia di planet bumi ini.
Air sebagai anugrah Allah SWT hendaknya dipelihara dan tetap dipertahankan kelestariannya dengan menentukan secara tegas kawasan resapan air.
Warga hendaknya dibiasakan untuk berhemat menggunakan air. Seiring dengan peringatan Hari Air se Dunia, Penulis mengajak semua pemangku kepentingan untuk kembali merenung dan memikirkan bahwa air adalah berkah dan setiap warga kota mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk “menikmati” berkah tersebut.
Berkah ini hendaknya diartikan dalam skala luas, baik dari segi memelihara, melindungi dan mengolah titipan anak cucu kita, sehingga keberadaannya dijadikan sebagai modal awal untuk kesejahteraan bersama.
Allahu alam bisshawab.(*)
| Sumpah Pemuda: Memahat Batu Nisan KNPI!? |
|
|---|
| Semangat Sumpah Pemuda di Era Validasi |
|
|---|
| Soeharto dan Gelar Pahlawan: Antara Jasa dan Luka Bangsa |
|
|---|
| Hapus Roblox dari Gawai Anak: Seruan Kewaspadaan di Tengah Ancaman Dunia Virtual |
|
|---|
| Mendobrak Tembok Isolasi: Daeng Manye, Perjuangan Tanpa Henti untuk Setiap Jengkal Tanah Takalar |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.