Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Renungan untuk Hari Air Sedunia 22 Maret 2023: Air dan Perubahan

Pemanasan global akan menimbulkan kekeringan dan curah hujan ekstrim , yang pada gilirannya akan menimbulkan bencana iklim.

Editor: Hasriyani Latif
dok pribadi/muh arsyad
Dosen KBK Fisika Bumi UNM Makassar dan Peneliti Karst Muhammad Arsyad. 

Malahan berbagai macam penyakit, baik kronis, maupun akut. Berbagai virus baru muncul dan mengakibatkan kepanikan bagi manusia, seperti virus Corona kemarin.

Untuk sektor pertanian, merupakan sektor yang mengalami dampak paling serius akibat perubahan iklim. Di tingkat global, sektor pertanian menyumbang sekitar 14 persen dari total emisi, sedangkan di tingkat nasional sumbangan emisi sebesar 12 persen (51,20 juta ton CO2e) dari total emisi sebesar 436,90 juta ton CO2e.

Walaupun angka ini mengecil jika emisi dari degradasi hutan, kebakaran gambut, dan dari drainase lahan gambut dimasukkan dalam perhitungan, maka kontribusi sektor pertanian hanya sekitar 8 persen.

Walaupun relatif kecil, dampak yang dirasakan sangat besar. Perubahan pola curah hujan dan kenaikan suhu udara menyebabkan produksi pertanian menurun secara signifikan.

Kejadian iklim ekstrem berupa banjir dan kekeringan menyebabkan tanaman yang mengalami puso semakin luas.

Peningkatan permukaan air laut menyebabkan penciutan lahan sawah di daerah pesisir dan kerusakan tanaman akibat salinitas.

Ini adalah proses otomatis yang diakibatkan oleh alam sendiri, bayangkan apa yang terjadi jika campur tangan manusia ikut dalam proses itu, seperti reklamasi pantai seperti yang dilakukan di kota-kota besar Indonesia, termasuk Makassar dengan dalih pembangunan, seperti yang penulis kemukakan pada opini di harian ini tiga tahun terakhir ini.

Tahun 2022, memang adalah tahun dengan jumlah hari hujan yang banyak, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sehingga sepanjang tahun cenderung warga masyarakat bersahabat dengan curah hujan tinggi.

Namun, tahun 2023, malahan diprediksi oleh BMKG musim kemarau lebih cepat datang, dan puncaknya terjadi Agustus 2023.

Malahan, beberapa daerah (41 persen wilayah Indonesia memasuki musim kemarau lebih awal). Untuk Makassar dan Pulau Sulawesi diprediksi terjadi pada bulan Juni. Jadi, bulan Maret ini adalah masa peralihan ke musim kemarau.

Penulis berkeinginan mengajak warga masyarakat untuk memulai menghemat air, terutama air bersih.

Isu keterlangkaan air dan menuju kekeringan yang dimulai tahun 2023 hendaknya menjadi sosialisasi bersama.

Penduduk Sulawesi Selatan sekitar 8 juta orang dengan 1,5 juta orang berada di Makassar membutuhkan air yang sedemikian besar.

Jika dirata-ratakan kebutuhan air penduduk Sulawesi Selatan (sekitar 100 liter setiap warga/hari) akan mencapai 800 juta liter per hari. Warga Makassar 1.500 juta liter perhari.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved