Satu Tahun Nurdin Abdullah Gubernur Sulsel, Wawan Mattaliu: Serapan Anggaran Rendah
Kadir mengatakan selama setahun masa kepemimpinan Nurdin dan Andi Sudirman di Sulsel belum ada yang kelihatan.
Penulis: Hasan Basri | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Selatan menanggapi kinerja Gubernur Nurdin Abdullah dan Wakilnya Andi Sudirman yang memasuki usia setahun, Kamis (5/9/19).
Kadir mengatakan selama setahun masa kepemimpinan Nurdin dan Andi Sudirman di Sulsel belum ada yang kelihatan.
Baca: Legislator Golkar dan Hanura Sarankan Gubernur Jaga Hubungan dengan DPRD Sulsel
Baca: Patarai Amir dan Wawan Mattaliu Bertemu Jelang Pilkada Maros, Isyarat Berpaket?
Baca: Gelar RUPS Luar Biasa, Gubernur Nurdin Abdullah Copot Dirut Bank Sulselbar
Justru politisi Golkar ini melihat dimasa kemempinan mereka yang muncul adalah banyak kegaduhan.
"Belum ada yang kelihatan, hanya kegaduhan yang banyak terjadi," kata Adik Kandung Ketua DPD 1 Golkar Kadir Halid tersebut.
Kadir mengatakan kegaduhan terjadi karena Nurdin dan Wakilnya tidak membangun komunikasi yang baik dengan semua stakeholder, tak terkecuali lembaga DPRD.
Padahal kata dia untuk membangun pemerintahan yang baik tidak akan terwujud tanpa adanya kemintraan, terkecuali kepada DPRD.
"Perbaiki komunikasi, itu yang penting," paparnya.
Senada disampaikan anggota DPRD Sulsel dari Partai Hanura, Wawan Mattaliu. Menurutnya kepemimpinan Nurdin Abdullah dan Andi Sudirman harus mampu memelihara hubungan kemitraan.
Di mata wawan, Kinerja Gubernur dan Wagub di Sulsel selama ini belum ada yang signifikan.
"Belum sampai di performa yang layak. Serapan anggaran yang rendah," katanya.
Patarai Amir dan Wawan Mattaliu Bertemu Jelang Pilkada Maros, Isyarat Berpaket?
Ketua DPD II Partai Golkar Maros, Patarai Amir, terus membangun komunikasi dengan sejumlah figur, jelang Pilkada Maros tahun depan.
Nama Patarai Amir juga santer disebut bakal bertarung dalam suksesi lima tahunan tersebut.
Kali ini, Patarai Amir kembali bertemu dengan anggota DPRD Sulsel, Wawan Mattaliu.
Baca: Bawa Madu dan Sarabba ke Pameran Apkasi, Stand Maros Jadi yang Terbaik
Baca: Demi Gaji Pensiun, Nenek Zakiah yang Lagi Sakit Naik Ambulans ke Kantor Pos Maros
Baca: JCH Maros Butuh Waktu 33 Tahun Baru Bisa ke Mekkah
Patarai dan Wawan Mattaliu bertemu di Cafe The Clove, Jl Gladiol, Kecamatan Turikale, Maros, Jumat (5/7/2019) tadi malam.
Wawan merupakan politisi Partai Hanura, yang juga mencuat dalam bursa cabup Maros 2020.
Bahkan, nama Wawan merupakan salah seorang figur yang disiapkan Hanura pada Pilkada Maros mendatang.
"Silaturahim dengan semua figur terus kami jalin. Tadi malam dengan pak Wawan Mattaliu," kata Patarai Amir, kepada tribun-maros.com, Sabtu (6/7/2019) pagi.
Dalam pertemuan tersebut, kata Patarai, dirinya mengaku juga membahas persiapan jelang Pilkada Maros.
Termasuk membicarakan potensi pencalonan di Pilkada mendatang.
"Semua masih cair, dan komunikasi terus kita jalin dengan figur potensial lainnya," ujarnya.
Sebelum bertemu Wawan Mattaliu, Patarai juga tengah menggagas rencana koalisi besar di Maros, bersama elite partai lainnya.
Eliter parpol tersebut, yakni Chaidir Syam (Sekretaris PAN Maros), Hasmin Badoa (Ketua PPP Maros), Muh Rusli Rasyid (Ketua Hanura Maros), Amirullah Nur (Ketua Demokrat Maros).
"Rencana koalisi tersebut masih sementara penjajakan. Masih kita bahas pula terkait rencana usungan nantinya," tutup Patarai Amir.
Figur lain yang disebut bakal maju di Pilkada Maros, seperti Chaidir Syam (Ketua DPRD Maros), Harmil Mattotorang (Wabup Maros), Andi Muhammad Irfan AB (anggota DPRD Sulsel), Zainal Dalle (politisi PAN).
Suhartina Bohari (politisi PAN), Devo Khaddafi (Kabiro Humas Pemprov Sulsel), Andi Ilham Nadjamuddin (Birokrat), dan figur lainnya.
Laporan Wartawan Tribun Timur, @amir_eksepsi
Langganan Berita Pilihan
tribun-timur.com di Whatsapp
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
DPRD Sulsel Usul Tiadakan Anggaran Staf Khusus Gubernur, Ini Alasannya
Komisi A Bidang Pemerintahan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Selatan, meniadakan anggaran bagi staf khusus Gubernur dan Wakil Gubernur.
Menurut Ketua Komisi A, Imran Tenri Tata Amin Syam anggaran staf khusus senilai Rp 8,8 juta. Untuk masing-masing 13 staf ahli dinilai sangat membebani biro Umum Pemerintah Provinsi Sulsel.
"Terkait anggaran staf khusus dari hasil pembahasan ditingkat Pokja Bidang Pemerintahan yang dibawa ke Banggar mengusulkan agar tidak ada di biro umum," kata Imran Tenri Tata.
REI Sulsel dan Dispenda Maros Sepakat, Biaya Validasi BPHTB Berdasar SP3K Bank
Laporan Rekomendasi Hak Angket Mengendap di Meja Pimpinan DPRD Sulsel
Elpiji 3 Kg Langka di Luwu, Pengecer Jual Rp 25 Ribu Per Tabung
Imran mengatakan anggaran staf khusus Rp8,8 juta dikali 13 orang jumlahnya sangat besar untuk satu tahun mata anggaran.
"Jadi Komisi A Pokja Bidang Pemerintahaan bulat untuk anggaran staf khusus ditiadakan di Biro Umum;" tegasnya.
Politisi Golkar tersebut mengaku Gubernur atau Wagub boleh menggunakan staf khusus asal menggunakan dana pribadi dan tidak menggunakan uang negara.
Anggaran staf khusus dianggap membenani karena dilihat dari di pagu RPJMD khusus di perubahan 2019. Sedangkan kebutuhan Biro umum sangat besar karena ada dalam proses pemenuhan aspek yang ada.
Penggangaran untuk staf khusus juga tidak tergambar dalam asumsi Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS ).
"Kebutuhan penyelenggaran pemerintahan, seharusnya anggaran staf khusus dianggaran ditempat lain," paparnya.
REI Sulsel dan Dispenda Maros Sepakat, Biaya Validasi BPHTB Berdasar SP3K Bank
Laporan Rekomendasi Hak Angket Mengendap di Meja Pimpinan DPRD Sulsel
Elpiji 3 Kg Langka di Luwu, Pengecer Jual Rp 25 Ribu Per Tabung
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah diketahui mengangkat 13 orang staf khusus. Ke-13 orang ini enam akan menjadi staf khusus gubernur sementara tujuh lainnya jadi staf khusus wakil gubernur.
Gaji satu orang staf khusus bukan main-main, mereka digaji Rp8,8 juga per orang, lebih dari gaji pejabat eselon II.
Sebelumnya Nurdin Abdullah mengatakan
staf khususnya ini bisa diunggulkan melihat performa mereka selama ini.
"Saya bilang tidak ada makan siang gratis pak, karena itu kalau kita mau yang terbaik kita harus bayar mahal," ujarnya.
Bahkan kata dia, percepatan yang akan ia terapkan memang tidak hanya mengandalkan tenaga ASN yang ada.
Menurutnya staf khusus kerjanya lebih keras dari ASN.Coba liat semua staf saya, mungkin pegawai (ASN) itu sudah pulang tidur ke rumahnya, (sementara) staf saya itu jam satu (dini hari) masih kerja," katanya.
"Apa yang saya mau lakukan percepatan kalau begini? Yang tadinya itu dokumen selesai dua bulan," katanya.
"Sekarang satu hari, orang urus izin tiga bulan akhirnya tidak tau ini barang. Sekarang itu semua bisa selesai 1 hari. Coba liat," tegas Nurdin.
Terkait gaji yang dinilai sangat mahal, Nurdin mengaku itu sangat standar. (*)
Langganan berita pilihan
tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur: