Opini
Sistem Pendidikan Krisis Iman, Lahirkan Generasi Rapuh
Sistem pendidikan sekuler adalah sistem pendidikan yang memisahkan agama dari kehidupan.
Penulis: Abdul Azis | Editor: Ansar
Pendidikan berorientasi pasar hanya mampu mencetak generasi rapuh.
Kerapuhan kepribadian anak mencerminkan lemahnya dasar akidah anak.
Hal ini adalah implikasi dari pendidikan sekuler yang hanya sekedar mengejar prestasi fisik, tidak memiliki kepedulian kemanusian dan mengabaikan pengajaran agama.
Agama hanya diajarkan secara teori tapi tidak meninggalkan pengaruh yang membekas dalam diri anak.
Agama sebagai dasar negara yang tercermin dalam sila pertama pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha esa tidak terjawantahkan dalam sistem pendidikan hari ini.
Paham kebebasan yang melekat dalam sistem pendidikan sekuler menyebabkan munculnya nir-empati, kedangkalan berpikir dan sangat mudah diperbudak oleh barang termasuk teknologi.
Salah satu kekeliruan terbesar sistem pendidikan kita hari ini juga adalah pemahaman setiap keluarga yang menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab pendidikan anak kepada sekolah.
Padahal keluarga adalah peletakan batu pertama pendidikan agama.
Pendidikan keluarga yang tidak dibangun di atas pondasi agama tetapi justru dibangun di atas pondasi kapitalisme, membuat anak hanya menjadikan materi sebagai satu-satunya orientasi hidup.
Standar benar salah dalam kehidupan tidak lagi disandarkan pada agama melainkan pada sesuatu yang mendatangkan materi akibatnya saat yang diinginkan tidak tercapai, mereka akan sangat mudah melakukan hal yang instant seperti mengakhiri hidupnya.
Peran Keluarga, Masyarakat dan Negara
Fenomena bunuh diri yang saat ini menimpa kalangan remaja adalah bukti terjadinya kegagalan yang sistemik dalam membangun generasi yang kuat mental dan berwawasan luas.
Negara harus mengakui ini sebagai permasalahan nasional agar solusi yang diberikan bukanlah solusi tambal sulam melainkan solusi perbaikan sistem.
Generasi gemilang bisa lahir jika sistem pendidikan hari ini mengoptimalkan tiga pilar yaitu keluarga, masyarakat dan negara.
Pertama, Keluarga harus mengambil peran dalam menguatkan pondasi agama anak.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/TRIBUN-OPINI-Mawar-Putri-ASN-di-Pengadilan-Tinggi-Agama-Makassar.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.