Opini
Cerita Bilqis dan Harapan untuk Lingkungan Ramah Anak
Nama Bilqis menjadi doa bersama. Sosoknya jadi simbol betapa rapuhnya perlindungan anak di ruang publik.
Bilqis lewat seluruh media sosial yang mereka punyai, dan teman-teman aparat penegak hukum bekerja tanpa henti.
Mereka bekerja dengan hati. Memposisikan diri sebagai orangtua Bilqis.
Nama Bilqis menjadi doa bersama. Sosoknya jadi simbol betapa rapuhnya perlindungan anak di ruang publik.
Enam hari kemudian, kabar itu datang: Bilqis ditemukan jauh di Jambi, tengah pulau Sumatera.
Bilqis ditemukan setelah melewati tangan-tangan penjaja masa depannya.
Kemarin, di momen Hari Ulang Tahun ke-418 Makassar, Kota Kelahirannya, Bilqis kembali ke pelukan keluarga.
Apa itu sudah selesai? Tidak. Tepatnya, belum.
Luka ketakutan itu masih membekas.
Seperti luka fraktur, aksi penculikan Bilqis susah terlupakan.
Penculikan Bilqis akan terpendam di memori kolektif publik. Ingatan para orangtua.
Kisah Bilqis ini, bukan sekadar cerita penculikan.
Kisah pilu Bilqis adalah alarm keras; bahwa anak-anak kita masih rentan terhadap jaringan perdagangan manusia.
Runutan peristiwa dan kisah migrasi pedagang Bilqis berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan begitu cepat membuat kita bisa belajar banyak hal dan memetik manfaat dari kisah ini.
Dari Bilqis, selaku orangtua kita belajar bahwa waspada itu harus dipelihara.
Bilqis adalah momen mengajarkan anak-anak terkasih kita mengenali bahaya dan cara meminta pertolongan.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/20251110-Itha-Ebenhizer.jpg)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/ITha-Ebenhizer-aktivis-perlindungan-anak-Sulsel.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.