Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Anak-anak Keracunan, Netizen Geram: Benarkah Makan Bergizi Gratis yang Salah?

Kita perlu menelaah persoalan ini dengan kepala dingin, bukan semata mengikuti arus komentar warganet.

Editor: Edi Sumardi
DOK PRIBADI
PENULIS OPINI - Kolase foto Bansuhari Said, ASN Pemkab Takalar. Dia menulis opini tentang tata kelola Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Publikasikan hasil audit dan uji laboratorium agar publik tahu langkah perbaikan yang diambil.

5. Opsi voucher gizi.

Bagi daerah yang kesulitan logistik, berikan voucher pangan yang hanya bisa ditukar di penyedia yang terverifikasi.

6. Investasi SDM dan infrastruktur.

Latih juru masak, sediakan transportasi berpendingin, dan perbaiki dapur sekolah. 

Prof.Syafiq menambahkan, “Investasi untuk dapur sekolah dan pelatihan juru masak memang mahal di awal, tetapi jauh lebih murah dibanding biaya kesehatan akibat keracunan dan gizi buruk.”

Kesimpulan: Jangan Hapus, tapi Perbaiki dengan Standar Tinggi

Menolak MBG berarti membiarkan jutaan anak kehilangan kesempatan mendapatkan asupan gizi yang lebih baik di sekolah.

Namun menutup mata pada persoalan keamanan pangan sama saja mengorbankan kesehatan mereka.

Pilihan rasional bukanlah menghentikan atau menyerahkan uang tunai begitu saja, tetapi mendisiplinkan pelaksana dengan standar profesional.

Dengan tata kelola yang benar, MBG bisa menjadi investasi sosial-ekonomi jangka panjang, memperkuat SDM Indonesia sejak dini.

Program ini ibarat jembatan menuju masa depan anak-anak. Jika tiangnya rapuh, jangan dibakar habis, perkuatlah pondasinya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved