Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Irjen Djuhandhani

Irjen Djuhandhani Bertekad Sulsel Paling Tidak Aman Bagi Penjahat, Tawuran Tallo Arena Ujian

Selera humor Irjen Djuhandhani Rahardjo Puro sedap. Renyah. Baru pertama kali dinas di Sulsel, tapi merasa dekat Bugis-Makassar karena seorang gadis

Editor: AS Kambie
TRIBUN TIMUR/AS KAMBIE
ATENSI POLISI - Kapolda Sulsel Irjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro melayani permintaan foto bareng di sela silturahmi dengan media di Lobby Mapolda Sulsel, Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar, Rabu siang, 19 November 2025. Kapolda menyampaikan atensi khusus pada kasus penculikan anak dan tawuran antarwarga di Makassar. 

“Ini pengalaman dinas pertama kami di Sulawesi Selatan. Ini pertama kali menginjakkan kaki kami di Kota Makassar,” ujar Irjen Djuhandhani.

Tapi dia tidak keder. Apalagi minder. Dia tidak asing dengan orang Bugis Makassar Mandar dan Toraja.

“Kami punya pengalaman-pengalaman berdinas dengan orang-orang Sulsel. Waktu Pama, kami pernah tugas di wilayah yang 80 persen penduduknya berasal dari Sulawesi Selatan, Bugis Makassar, di Kalimantan,” jelas Irjen Djuhandhani.

Bukan hanya itu. Ke-Sulsel-an Irjen Djuhandhani semakin kental oleh sang istri, Upi Rusmeinur.

Memang tidak berdarah Bugis-Makassar. Upi Rusmeinur kental dengan Bugis-Makassar. 

“Saya merasa semakin dekat dengan Bugis-Makassar, Sulawesi Selatan, setelah meminang gadis latar belakang yang lahir dan besar di lingkungan keluarga besar Sulawesi Selatan. Lahir di Tarakan. Jadi istri saya sudah terbiasa makan coto dan konro,” kata Irjen Djuhandhani.

Sulsel Teraman

Penyidik senior itu datang ke Sulsel dengan misi khusus. Tak muluk-muluk. Irjen Djuhandhani hanya ingin menjadikan Sulsel paling aman.

“Sejak awal bertugas di sini. Kami canangkan Sulsel menjadi tempat paling aman, sekaligus tempat paling tidak aman bagi pelaku kejahatan, termasuk narkoba,” tegas pria kelahiran  31 Mei 1969 di Magelang, Jawa Tengah.

Dua kali Irjen Djuhandhani ketuk pintu hati seluruh warga Sulsel, melalui kalimat, “Mohon kami diterima sebagai warga Sulawesi Selatan.”

“Kalau ada WA tidak terjawab, bukan berarti saya melupakan dan meninggalkan rekan-rekan. Tapi pasti ada hal yang luar biasa. Yang pasti, pesan melalui WA itu saya baca,” katanya.

 

Sumber: Tribun Timur
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved