PAPPRI Sulawesi Selatan Sukses Gelar PAPPRI Goes to Campus di Unhas

Ringkasan Berita:

• PAPPRI Sulsel gelar “Goes to Campus” di Unhas untuk memperkuat ekosistem musik daerah.
• Hadir pemateri dari PAPPRI, Unhas, Dispar Makassar, hingga musisi profesional Gyant Hidayah.
• Program akan diperluas ke kampus lain sebagai upaya membangun generasi musisi muda beridentitas budaya.

TRIBUN-TIMUR.COM - Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) Sulawesi Selatan menggelar program “PAPPRI Goes to Campus” di Gedung Arsjad Rasjid – Lecture Theater Universitas Hasanuddin, Rabu (19/11/2025).

Kegiatan ini menghadirkan ratusan mahasiswa dan pelaku musik untuk mengikuti workshop, diskusi industri kreatif, serta sesi berbagi pengalaman.

Program bertema “Membangun Generasi Musik Masa Depan” ini menjadi ruang kolaboratif untuk memperkuat ekosistem musik daerah, termasuk pelestarian identitas budaya Sulawesi Selatan.

Ketua PAPPRI Sulsel, Dr. Ir. Ilham Arief Sirajuddin, MM, menegaskan komitmen lembaga dalam melestarikan lagu-lagu daerah Makassar, Bugis, Mandar, dan Toraja. Ia juga menilai perlunya regulasi pemutaran lagu daerah di ruang publik sebagai upaya menjaga identitas lokal.

Peran Pengawalan Musik Sulsel oleh Wakil Ketua PAPPRI Sulsel

Andi Mangara, Wakil Ketua PAPPRI Sulsel yang juga bertindak sebagai moderator, memberikan gambaran komprehensif mengenai arah gerak PAPPRI Sulsel. Ia menjelaskan tentang pentingnya lembaga ini dalam mengawal keberlangsungan lagu-lagu daerah serta menjaga hak-hak musisi di Sulawesi Selatan.

Pesan Semiotik dan Kebudayaan dari Fakultas Ilmu Budaya Unhas

Sebagai tuan rumah, Dr. Ery Iswari dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin menyampaikan pandangannya mengenai pesan-pesan semiotik dari sebuah karya seni. Ia juga menguraikan bagaimana mahasiswa dan pelaku musik perlu memahami karya bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga produk budaya yang mencerminkan nilai dan identitas masyarakat.

Dispar Makassar Siap Kolaborasi untuk Regulasi Industri Musik

Hendra Hakamuddin, Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar, menegaskan posisi pemerintah dalam mengawal ekosistem industri musik dan dunia kreatif di kota ini. Ia memaparkan keberadaan Makassar Creative Hub sebagai fasilitas penting untuk menampung kreativitas generasi muda Makassar.

Hendra juga menyatakan kesiapan Pemerintah Kota Makassar berkolaborasi dengan PAPPRI dalam merumuskan dan menerapkan Peraturan Wali Kota (Perwali) khusus musik, yang ke depan dapat menjadi payung hukum bagi musisi lokal.

Gyant Hidayah Paparkan Branding, Industri Musik, dan Etika Seniman

Musisi, gitaris, produser, sekaligus penggiat ekonomi kreatif Gyant Hidayah menjadi salah satu pemateri utama dengan pemaparan yang sangat diapresiasi peserta.

Gyant menekankan pentingnya personal branding bagi musisi, konten kreator, dan pencipta lagu agar mampu bersaing dalam industri modern. Ia juga menjelaskan struktur royalti musik di Indonesia dan melakukan perbandingan dengan sistem di negara-negara maju.