DPR RI
Pernyataan Rahayu Saraswati Alasan Pilih Mundur dari DPR: Daripada Ngomel, Bikin Kerjaan Sendiri
Rahayu Saraswati mundur dari Fraksi Partai Gerindra DPR RI setelah merasa menyinggung banyak pihak di sebuah podcast.
“Kalau bisa masak, bikinlah bisnis kuliner. Kalau bisa jahit, bikinlah bisnis fashion. Kalau jago ngedit video, jadilah editor. Kalau bahasa Indonesia atau bahasa Inggrismu bagus, jadilah copywriter. Banyak sekali sektor lain yang bisa kalian kerjakan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Saraswati menekankan bahwa anak muda jangan hanya bersandar pada sektor padat karya atau menunggu lowongan kerja formal dari pemerintah. Menurutnya, paradigma itu sudah ketinggalan zaman.
“Kalau kita masih bersandar kepada pemerintah untuk kasih kita kerjaan, itu sama saja masih di zaman kolonial, di mana rakyat bergantung pada raja atau priyai. Sekarang kita sudah harus move on,” ucapnya.
Saraswati juga menyoroti sektor agroindustri dan hilirisasi sebagai peluang besar ke depan.
Ia menyebut ketahanan pangan merupakan salah satu fokus utama Presiden, sehingga usaha di bidang pertanian dan agrobisnis dipastikan akan terus berkembang.
“Kalau kalian punya lahan, kembangkan untuk menanam sayur, padi, atau produk pertanian lain. Agrobisnis ini bakal naik. Industri yang kedua pasti hilirisasi. Jadi jangan hanya terpaku pada sektor padat karya,” jelasnya.
Melalui ajakan ini, Saraswati berharap generasi muda lebih percaya diri untuk berinovasi dan berkreasi. Menurutnya, dengan menjadi entrepreneur, anak muda tidak hanya menyejahterakan diri sendiri, tetapi juga bisa membuka peluang kerja bagi orang lain.
Kiprah Politik dan Aktivisme
Selama duduk di Senayan, Sara aktif dalam berbagai forum yang membahas isu kesetaraan gender dan pemberdayaan anak muda.
Ia mengedepankan keberanian untuk bersuara di tengah dominasi politik yang kerap dianggap maskulin.
Walau gagal kembali lolos ke DPR pada Pemilu 2019, jalan politiknya tidak terhenti. Pamannya, Prabowo Subianto, bersama bibinya, Titiek Soeharto, mempercayainya sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra periode 2020–2025.
Posisi strategis itu menegaskan kepercayaan keluarga politik besar Djojohadikusumo terhadap kapasitas Sara sebagai kader muda.
Akar Keluarga dan Pendidikan Internasional
Sara lahir dari pasangan pengusaha sekaligus filantropis Hashim Djojohadikusumo dan Anie Hashim Djojohadikusumo.
Ia adalah cucu dari Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo, ekonom legendaris Indonesia, sekaligus cicit dari Raden Mas Margono Djojohadikoesoemo, pendiri Bank Negara Indonesia (BNI).
Garis keluarga besar ini pula yang membuatnya tumbuh dalam lingkungan yang sarat nilai perjuangan, keilmuan, dan pengabdian pada bangsa.
Pendidikan Sara ditempuh di berbagai negara. Setelah menyelesaikan SD di Tarakanita II Jakarta, ia sempat melanjutkan sekolah di United World College of South East Asia (UWCSEA), Singapura, sebelum pindah ke Swiss mengikuti orang tuanya yang bertugas sebagai diplomat.
RUU Perampasan Aset Dari Usulan Presiden Jokowi Kini Diambil Alih DPR RI |
![]() |
---|
Daftar 12 Tunjangan Anggota DPR RI Capai Rp50 Juta Per Bulan, Prabowo Minta Hapus |
![]() |
---|
Kewenangan Baru Bawaslu Bisa Diskualifikasi Calon Kepala Daerah dan Caleg Dibahas di Pinrang Sulsel |
![]() |
---|
Legislator Rudianto Lallo Minta PPATK Hati-hati Soal Pemblokiran Rekening tak Aktif |
![]() |
---|
Legislator DPR RI Andi Muawiyah Wujudkan Mimpi Anak Sulsel, Salurkan Rp20,7 Miliar Beasiswa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.