Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Indonesia Nomor Dua Dunia Penderita Terbanyak Penyakit TBC, BPOM Percepat Inovasi Vaksin Baru

Komitmen diwujudkan melalui pemberian persetujuan pelaksanaan Uji Klinis Fase I vaksin TB berbasis inhalasi.

Editor: Sudirman
Ist
TBC - Kepala BPOM Taruna Ikrar. Prof Taruna Ikrar, menegaskan komitmen mempercepat upaya eliminasi Tuberkulosis (TBC) di Indonesia. 

Ringkasan Berita:
  • Kepala BPOM, Prof. Taruna Ikrar, menegaskan komitmen lembaganya dalam mempercepat eliminasi TBC melalui persetujuan Uji Klinis Fase I vaksin TB inhalasi. 
  • Indonesia masih menjadi negara dengan beban TBC tinggi, mencapai sekitar 1,09 juta kasus per tahun dan berada di urutan kedua terbesar di dunia setelah India. 
  • Pada 2024, pemerintah mencatat sekitar 885.000 kasus, angka tertinggi dalam sejarah penanggulangan TBC

TRIBUN-TIMUR.COM - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Prof Taruna Ikrar, menegaskan komitmen mempercepat upaya eliminasi Tuberkulosis (TBC) di Indonesia.

Komitmen diwujudkan melalui pemberian persetujuan pelaksanaan Uji Klinis Fase I vaksin TB berbasis inhalasi.

Persetujuan ini diberikan setelah BPOM menyelesaikan evaluasi ilmiah mendalam terhadap data preklinis, baik uji in vitro maupun uji pada hewan.

Hasil kajian menunjukkan bahwa kandidat vaksin memiliki profil keamanan dan mutu yang memenuhi persyaratan untuk diujikan pada manusia.

“Data preklinis menunjukkan kandidat vaksin ini aman. Tahap uji klinis pertama sangat penting untuk memverifikasi keamanan pada manusia, dan bila hasilnya baik, BPOM siap mengawal proses menuju Fase II dan Fase III,” ujar Prof. Taruna.

Baca juga: Diplomasi Kesehatan Global Taruna Ikrar di Beijing Ungkap Potensi Ekonomi 30.000 Herbal Indonesia

Sebagai bagian dari penjaminan mutu dan keamanan, Prof. Taruna bersama tim BPOM juga meninjau langsung fasilitas produksi vaksin di Tiongkok.

Kunjungan ini memastikan bahwa sarana produksi memenuhi standar GMP, sistem kualitas, serta proses manufaktur sesuai ketentuan internasional.

Dengan populasi besar dan tantangan kesehatan yang kompleks, Indonesia masih menghadapi beban epidemiologis TBC yang berat.

Diperkirakan terdapat sekitar 1.090.000 kasus TBC per tahun, menempatkan Indonesia pada posisi kedua terbanyak di dunia setelah India.

Pada 2024, upaya peningkatan deteksi dini dan penguatan layanan menghasilkan notifikasi kasus mencapai sekitar 885.000 kasus, salah satu capaian tertinggi sepanjang sejarah penanggulangan TBC nasional.

Tingkat insiden diperkirakan mencapai 388 kasus per 100.000 penduduk, mencerminkan tingginya tingkat penularan.

Karena itu, eliminasi TBC menjadi prioritas nasional dengan strategi utama meliputi:

Perluasan deteksi dini melalui skrining X-ray portabel dan Tes Cepat Molekuler (TCM).

Penanganan komprehensif untuk TBC sensitif obat maupun resisten obat.

Pendekatan lintas sektor, mencakup kesehatan, pendidikan, perlindungan sosial, dan ketenagakerjaan.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved