Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

DPRD Makassar Dibakar

Pelukan Terakhir Abay untuk Ibunya Sebelum Tragedi DPRD Makassar, Ternyata Itu yang Terakhir

Sehari sebelum meninggal dalam tragedi DPRD Makassar, Abay memeluk ibunya. Ternyata, itu pelukan terakhir sang anak bungsu keluarga Basri.

|
Penulis: Siti Aminah | Editor: Sukmawati Ibrahim
SITI AMINAH/TRIBUN TIMUR
ISYARAT TERAKHIR ABAY - Saudara kandung Abay, Muhammad Bachmid Basri, diwawancarai di kediamannya, Jl Balang Baru II, Kecamatan Tamalate, Senin (1/9/2025). 

RS Gretelina berjarak sekira 1,9 Km dari DPRD Makassar. Waktu tempuh kurang lebih 5 menit. 

Namun setibanya di sana, Bachmid tidak menemukan Abay di antara para korban yang dirawat.

Ia kemudian kembali ke DPRD.

Dalam perjalanan, ia mendapat kabar baru, Abay dibawa ke RS Primaya.

RS Primaya berada di Jl Urip Sumoharjo No.43, Karuwisi Utara, Kecamatan Panakkukang. Sekitar 4,1 Km dari DPRD Makassar dengan waktu tempuh 8-9 menit. 

“Saya ke sana lagi. Sampai lima rumah sakit saya datangi malam itu, tapi tidak dapat. Sudah tidak enak perasaanku, saya bilang pasti terjebak di dalam,” tuturnya sambil menahan tangis.

Saat kembali ke DPRD, ia memberanikan diri bertanya kepada petugas pemadam kebakaran.

Petugas menyebut masih ada satu orang belum dievakuasi karena massa terus menyerang.

Ketika petugas akhirnya membawa kantong jenazah, Bachmid mulai yakin itu Abay karena postur tubuhnya mirip.

“Abay evakuasinya paling lama sekali. Saat mau dievakuasi, massa melempar bom molotov. Pas keluar saya lihat kantong jenazah, ciri-cirinya mirip Abay. Tapi tidak bisa dilihat langsung, jadi dibawa dulu ke RS Bhayangkara untuk diidentifikasi,” sambungnya.

Kini memasuki hari ketiga sejak kepergian Abay, keluarga masih tak percaya tragedi ini menimpanya.

Kapolda Sulsel Irjen Pol Rusdi Hartono hadir di tempat kejadian perkara (TKP), Senin (1/9/2025) pagi menaksir kerugian negara akibat insiden tersebut mencapai Rp250 miliar.

"Total lebih kurang sekitar Rp250 miliar kerugian negara yang diakibatkan oleh perilaku masyarakat yang tidak bertanggung jawab," kata alumnus Akpol 1991 ini.

"Termasuk tiga nyawa saudara kita harus menjadi korban dari perilaku-perilaku tersebut," tandasnya.  (Sitti Aminah/Sukmawati Ibrahim)

 

 

Sumber: Tribun Timur
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved