DPRD Makassar Dibakar
Pelukan Terakhir Abay untuk Ibunya Sebelum Tragedi DPRD Makassar, Ternyata Itu yang Terakhir
Sehari sebelum meninggal dalam tragedi DPRD Makassar, Abay memeluk ibunya. Ternyata, itu pelukan terakhir sang anak bungsu keluarga Basri.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Almarhum Muhammad Akbar Basri alias Abay ternyata telah memberi isyarat kepada keluarganya sehari sebelum peristiwa tragis di Gedung DPRD Makassar.
Peristiwa memilukan itu terjadi Jumat (29/8/2025) malam saat aksi unjuk rasa berujung ricuh.
Demo ini dipicu sejumlah faktor yang saling berkaitan dan memicu kemarahan publik.
Mulai dari kematian Affan Kurniawan pengemudi ojek online (ojol) Kamis malam, 28 Agustus 2025, sekitar pukul 20.00 WIB.
Ia wafat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, setelah mengalami luka parah akibat ditabrak dan terlindas kendaraan taktis (rantis) milik Brimob saat kericuhan demo di sekitar Gedung DPR/MPR RI.
Kejadian ini memicu gelombang solidaritas dari komunitas ojek online dan mahasiswa di berbagai kota, termasuk Makassar.
Massa menolak kenaikan tunjangan DPR yang dianggap tidak sensitif terhadap kondisi ekonomi masyarakat.
Tuntutan lain termasuk transparansi gaji DPR, pembatalan kenaikan tunjangan rumah, dan reformasi sistem pemilu.
Saat kericuhan demo memuncak, massa berhasil masuk ke Gedung DPRD Makassar dan membakar sejumlah ruangan.
Kantor para wakil rakyat ini terletak di Jalan AP Pettarani, tepatnya di kawasan Tidung, Kecamatan Rappocini.
Saat kejadian, Muhammad Akbar Basri alias Abay terjebak di dalam gedung.
Ia terjebak dalam kobaran api dan kepulan asap hingga akhirnya ditemukan di ruangan Humas lantai dua.
Nahas nyawanya tak terselamatkan.
Ia menjadi salah satu dari tiga korban meninggal akibat Gedung DPRD Makassar dibakar.
Baca juga: Satu Telepon Terakhir, Lalu Sarina Pergi Selamanya
Malam sebelum kejadian, Abay sempat memeluk ibunya.
Menurut cerita kakaknya, Muhammad Bachmid Basri, sang ibu sempat heran dan berkata, “Kenapako nak, tiba-tiba begitu.”
Abay menjawab, “Tidakji bu, kasi bangunka besok pagi, jam 10 mau ke kantor.”
Tak disangka, itu menjadi pelukan terakhir Abay untuk ibunya.
“Ternyata itu pelukan terakhirnya Abay,” ungkap Bachmid sambil terisak, Senin (1/9/2025).
Baca juga: Sosok 3 Korban Tewas dalam Kebakaran DPRD Makassar, Fotografer, Staf PDIP dan Kasi Kesra Ujung Tanah
Abay tinggal di lorong kecil, tepatnya di Jl Balang Baru II, Kecamatan Tamalate.
Tempat tinggal Abay berjarak 4,9 kilometer dengan waktu tempuh sekira 11 menit.
Ia hidup bersama ibu dan kakak keduanya.
Anak bungsu dari tujuh bersaudara itu menjadi tulang punggung keluarga setelah ayahnya meninggal dunia.
Pada malam kejadian, Abay sempat mengirim pesan dan video pendek dalam kondisi genting.
Pesan itu membuat ibunya panik, gelisah, dan terus menangis.
Ia pun meminta Bachmid mencari Abay ke kantor DPRD Makassar.
Saat tiba di lokasi, situasi sudah mencekam.
“Api dan massa sudah kepung gedung DPRD di Jl AP Pettarani. Saya tidak pernah dapat situasi seperti itu, banyak massa, orang-orang menjarah,” ujar Bachmid.
Ia menerima banyak kabar soal keberadaan adiknya.
Awalnya, Abay dikabarkan melompat dari lantai tiga dan dilarikan ke RS Grestelina, Jl Letjen Hertasning.
RS Gretelina berjarak sekira 1,9 Km dari DPRD Makassar. Waktu tempuh kurang lebih 5 menit.
Namun setibanya di sana, Bachmid tidak menemukan Abay di antara para korban yang dirawat.
Ia kemudian kembali ke DPRD.
Dalam perjalanan, ia mendapat kabar baru, Abay dibawa ke RS Primaya.
RS Primaya berada di Jl Urip Sumoharjo No.43, Karuwisi Utara, Kecamatan Panakkukang. Sekitar 4,1 Km dari DPRD Makassar dengan waktu tempuh 8-9 menit.
“Saya ke sana lagi. Sampai lima rumah sakit saya datangi malam itu, tapi tidak dapat. Sudah tidak enak perasaanku, saya bilang pasti terjebak di dalam,” tuturnya sambil menahan tangis.
Saat kembali ke DPRD, ia memberanikan diri bertanya kepada petugas pemadam kebakaran.
Petugas menyebut masih ada satu orang belum dievakuasi karena massa terus menyerang.
Ketika petugas akhirnya membawa kantong jenazah, Bachmid mulai yakin itu Abay karena postur tubuhnya mirip.
“Abay evakuasinya paling lama sekali. Saat mau dievakuasi, massa melempar bom molotov. Pas keluar saya lihat kantong jenazah, ciri-cirinya mirip Abay. Tapi tidak bisa dilihat langsung, jadi dibawa dulu ke RS Bhayangkara untuk diidentifikasi,” sambungnya.
Kini memasuki hari ketiga sejak kepergian Abay, keluarga masih tak percaya tragedi ini menimpanya.
Kapolda Sulsel Irjen Pol Rusdi Hartono hadir di tempat kejadian perkara (TKP), Senin (1/9/2025) pagi menaksir kerugian negara akibat insiden tersebut mencapai Rp250 miliar.
"Total lebih kurang sekitar Rp250 miliar kerugian negara yang diakibatkan oleh perilaku masyarakat yang tidak bertanggung jawab," kata alumnus Akpol 1991 ini.
"Termasuk tiga nyawa saudara kita harus menjadi korban dari perilaku-perilaku tersebut," tandasnya. (Sitti Aminah/Sukmawati Ibrahim)
DPRD Makassar
Tragedi DPRD Makassar
TribunBreakingNews
Makassar
Muhammad Akbar Basri
Demo Ricuh
Meaningful
| Polda Sulsel Pulangkan 13 Pelaku Terlibat Pembakar DPRD Makassar-Sulsel |
|
|---|
| Sekretariat DPRD Makassar Mulai Berkantor di Perumnas Hertasning |
|
|---|
| Kehebatan Alumnus Akpol 1998 Tangkap 15 Penjarah ATM DPRD Makassar |
|
|---|
| 15 Penjarah ATM DPRD Makassar Ditangkap, Lima Masih DPO |
|
|---|
| Sidang Gugatan Rp800 Miliar ke Polda Sulsel Dimulai 25 September 2025 |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.