Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Solar Langka

Solar Langka, Nelayan Wotu Lutim Tak Bisa Melaut

Nelayan Wotu tak bisa melaut karena solar langka. Pemkab Lutim tegur Pertamina dan cabut izin nelayan bodong.

Dok pribadi Senfry
SPBU WOTU - Potret SPBU 74.929.01 Wotu, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan saat kehabisan BBM. Akibat BBM habis, sejumlah nelayan tak melaut. Kuota Solar yang hanya 8 ribu KL dinilai Kepala Disdagkop UKMP, Senfry Oktavianus tak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan. Ia merinci, jumlah stok yang ada hanya 8.000 liter per hari, sedangkan jumlah total kebutuhan nelayan dalam sehari mencapai 5.400 liter, ditambah 1.000. 

"Kita sudah minta ke SBM Pertamina di hari Senin kemarin untuk ditambah menjadi 16 KL, tapi setelah kita cek di pengelola SPBU Wotu, ternyata masih 8 KL," ungkapnya.

Senfry menyebut, SBM Pertamina kembali berjanji akan mengirim tambahan kuota.

Senfry merinci, kuota 8 KL tidak cukup untuk kebutuhan Wotu.

"Karena itu nelayan, terus terang membutuhkan 5.4 KL per hari. Belum lagi kita sampaikan emergency untuk rumah sakit seribu KL (1 KL). Jadi sudah 6.4 KL," bebernya.

Jika pasokan hanya 8 KL, sisa solar untuk publik sangat minim.

"Nah, kalau datang 8 KL, sisa 1.6 KL untuk angkutan pribadi, umum dan barang. Mana cukup," katanya.

Ia mengingatkan, SPBU Wotu berada di jalur strategis segitiga emas tiga provinsi: Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.

"Jangan sampai orang tidak sampai di Kendari hanya sampai di Kolaka. Atau orang mau ke Palu hanya sampai di Poso," ujarnya.

Senfry menegaskan, Pemkab Lutim serius memverifikasi penerima solar subsidi.

Ia sudah memerintahkan Dinas Perikanan untuk mendata ulang nelayan.

"Kita juga memastikan penerima ini benar-benar dari kelompok nelayan. Karena sempat kita tarik jatahnya, karena tidak bisa menunjukkan kapalnya. Bagaimana nelayan tidak punya kapal," ujarnya.

Ia tak ingin penyaluran tidak tepat sasaran.

"Pokoknya kita hitam atau putih. Kalau sudah tidak ada kapal, ya sudah. Mau itu sahabat atau kerabat kita, jangan dikasih. Karena ini untuk orang banyak," pungkasnya.

Rekomendasi Dicabut

Kepala Dinas Perikanan, Alimuddin Nasir, menegaskan akan memperketat pengawasan surat rekomendasi pembelian solar.

Ia menyebut hanya nelayan asli terverifikasi aplikasi Xstar berhak mendapat rekomendasi.

"Hasil verifikasi kami, yang bukan nelayan telah kami tarik semua surat-suratnya," tegasnya.

"Dan tentunya (rekomendasi) hanya akan diberikan kepada mereka yang benar-benar berprofesi sebagai nelayan," katanya. (*)

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved