Solar Langka
Solar Langka, Nelayan Wotu Lutim Tak Bisa Melaut
Nelayan Wotu tak bisa melaut karena solar langka. Pemkab Lutim tegur Pertamina dan cabut izin nelayan bodong.
Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU TIMUR – Sudah sepekan nelayan di Kecamatan Wotu, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan tidak bisa melaut.
Mereka kesulitan mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di SPBU 74.929.01 Wotu.
Menanggapi keluhan ini, Pemerintah Kabupaten Luwu Timur langsung turun tangan.
Dinas Perdagangan, Koperasi, UKM dan Perindustrian (Disdagkop UKMP) menggelar rapat koordinasi darurat di SPBU Wotu, Senin (27/10/2025).
Rapat dipimpin Kepala Disdagkop UKMP, Senfry Oktavianus. Hadir pula Kepala Dinas Perikanan Alimuddin Nasir, Kepala Desa Bawalipu Wahyuddin, Kanit Intelkam Polsek Wotu Jemris Mpanesi, dan perwakilan SPBU Wotu Jamal.
Senfry melayangkan teguran keras kepada SBM Pertamina karena dinilai ingkar janji soal penambahan kuota solar.
Meski sudah diminta 16 kiloliter (KL), pasokan yang masuk tetap 8 KL.
Akibatnya, SPBU Wotu kembali diprotes warga pada Rabu (29/10/2025) pagi.
"Makanya tadi sempat ada protes pengguna mobil, kenapa banyak sekali jerigen," kata Senfry kepada Tribun-Timur.com.
"SPBU Wotu ini juga tidak mau disoroti terus masyarakat. Tapi karena sudah dijanji 16 KL (oleh Pertamina), makanya dilayani kembali tadi pagi (nelayan)," tambahnya.
Telepon Langsung Pertamina
Senfry kecewa dengan SBM Pertamina yang tidak konsisten.
"Saya sudah dapat (info) pengelola SPBU Wotu, per Rabu ini para nelayan sudah dilayani. Hanya saya minta pihak SBM Pertamina, betul konsisten," tegasnya.
"Kalau mereka sudah sampaikan 16 ribu Kiloliter (16 KL) solar, jangan datang 8 KL," lanjutnya.
Ia mengecek langsung ke pengelola SPBU dan mendapati janji Pertamina belum terealisasi.
"Kita sudah minta ke SBM Pertamina di hari Senin kemarin untuk ditambah menjadi 16 KL, tapi setelah kita cek di pengelola SPBU Wotu, ternyata masih 8 KL," ungkapnya.
Senfry menyebut, SBM Pertamina kembali berjanji akan mengirim tambahan kuota.
Senfry merinci, kuota 8 KL tidak cukup untuk kebutuhan Wotu.
"Karena itu nelayan, terus terang membutuhkan 5.4 KL per hari. Belum lagi kita sampaikan emergency untuk rumah sakit seribu KL (1 KL). Jadi sudah 6.4 KL," bebernya.
Jika pasokan hanya 8 KL, sisa solar untuk publik sangat minim.
"Nah, kalau datang 8 KL, sisa 1.6 KL untuk angkutan pribadi, umum dan barang. Mana cukup," katanya.
Ia mengingatkan, SPBU Wotu berada di jalur strategis segitiga emas tiga provinsi: Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.
"Jangan sampai orang tidak sampai di Kendari hanya sampai di Kolaka. Atau orang mau ke Palu hanya sampai di Poso," ujarnya.
Senfry menegaskan, Pemkab Lutim serius memverifikasi penerima solar subsidi.
Ia sudah memerintahkan Dinas Perikanan untuk mendata ulang nelayan.
"Kita juga memastikan penerima ini benar-benar dari kelompok nelayan. Karena sempat kita tarik jatahnya, karena tidak bisa menunjukkan kapalnya. Bagaimana nelayan tidak punya kapal," ujarnya.
Ia tak ingin penyaluran tidak tepat sasaran.
"Pokoknya kita hitam atau putih. Kalau sudah tidak ada kapal, ya sudah. Mau itu sahabat atau kerabat kita, jangan dikasih. Karena ini untuk orang banyak," pungkasnya.
Rekomendasi Dicabut
Kepala Dinas Perikanan, Alimuddin Nasir, menegaskan akan memperketat pengawasan surat rekomendasi pembelian solar.
Ia menyebut hanya nelayan asli terverifikasi aplikasi Xstar berhak mendapat rekomendasi.
"Hasil verifikasi kami, yang bukan nelayan telah kami tarik semua surat-suratnya," tegasnya.
"Dan tentunya (rekomendasi) hanya akan diberikan kepada mereka yang benar-benar berprofesi sebagai nelayan," katanya. (*)
| Solar Langka Lagi di Sulsel, Truk Antre di Badan Jalan Poros |
|
|---|
| Jeritan Nelayan Kepulauan Selayar, BBM Langka, Jika Dapat Harganya Mahal |
|
|---|
| Solar Langka, Aktivitas Nelayan di Tupabiring Maros Sulsel Terhenti |
|
|---|
| Penyebab Solar Langka di Maros Sulsel: Kuota Dibatasi Sopir Meradang |
|
|---|
| Antrean Truk Mengular di SPBU Jl Malino Gowa dan Maros, Diduga Gegara Solar Langka di Sulsel |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.