Opini
Parepare Bukan Kota Luka, Tapi Kota yang Terus Berbenah
Tuduhan itu tidak hanya tidak adil bagi pemerintah kota, tapi juga melukai perasaan masyarakat yang selama ini hidup rukun di Parepare.
Tapi menilai Parepare sebagai kota intoleran karena satu atau dua peristiwa saja, jelas terlalu menyederhanakan kenyataan.
Apalagi, menuding kota ini menyimpan luka moral hanya karena hasil riset setara institute. Padahal kita tahu, banyak kota besar lain yang juga tak pernah masuk 10 besar IKT, tapi tidak serta-merta disebut kota yang gagal menjamin toleransi.
Parepare adalah kota yang sedang tumbuh, belajar, dan membenahi diri. Damai di sini bukan sekadar jargon, tapi semangat yang dihidupi oleh warganya setiap hari.
Opini yang menyebut Parepare sebagai kota yang menyimpan “luka moral” mungkin punya niat baik, tapi sayangnya dibangun dengan pendekatan yang tidak menyeluruh. Daripada terus memupuk narasi luka, mari bersama membuka ruang dialog yang sehat.
Kritisi, boleh. Tapi beri juga apresiasi bagi kerja-kerja damai yang sudah dilakukan baik oleh pemerintah, tokoh agama, maupun masyarakatnya.
Karena seperti kata bijak, kota yang damai bukanlah yang bebas dari kritik, tapi yang mampu mengelola perbedaan tanpa kebencian.
Dan Parepare, bagi kami yang tinggal di dalamnya, adalah kota yang seperti itu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.