Opini
Krisis Moral di Balik Euforia Konser Coldplay: Reputasi Runtuh karena 5 Detik
Pelukan di konser Coldplay berubah jadi skandal. CEO dan Chief HR terekam mesra, berdampak ke reputasi perusahaan.
"A set of mental associations, held by the consumer, which add to the perceived value of a product or service."
Artinya, brand dibentuk oleh narasi, pengalaman, dan—yang terpenting—integritas.
Saat CEO terekam berselingkuh dengan kepala HR di ruang publik, rusak bukan hanya rumah tangga, tapi simbol kepercayaan perusahaan.
Dan kepercayaan adalah komoditas paling mahal dalam komunikasi publik.
Kasus Astronomer menunjukkan, sebelum insiden ini, mereka belum dikenal luas.
Tapi dalam sekejap, jadi sorotan dunia karena drama moral yang viral.
Dalam framing media massa, perusahaan itu bukan lagi pelopor AI, tapi simbol kegagalan etika korporasi.
Dari perspektif hubungan masyarakat, ini adalah skandal integritas.
Andy Byron bukan hanya melanggar janji pernikahan, tapi juga menghancurkan kredibilitas profesional.
Narasi yang dulu dibangun sebagai pemimpin visioner dan pembentuk budaya kerja sehat, kini berubah menjadi citra penuh konflik kepentingan dan pelanggaran etika.
Penulis yakin, krisis seperti ini tak bisa diselesaikan dengan siaran pers, apalagi jika akarnya adalah kegagalan moral pemimpin.
Publik tak mudah lupa.
Media sosial tak mengenal belas kasihan.
Joseph S. Nye, profesor dari Harvard dan penggagas istilah soft power, pernah mengingatkan bahwa daya tarik dari nilai dan legitimasi moral bisa runtuh karena satu hal: kegagalan menjaga otoritas moral.
Lalu, apakah skandal ini termasuk urusan pribadi atau masalah publik?
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.