Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Headline Tribun Timur

Tak Mesti Dipanggil Haji

Haji tak lagi identik dengan usia senja. Di Sulsel, anak muda mulai menapaki jejak Nabi ke Tanah Suci sejak usia 20-an tahun.

TRIBUN TIMUR
TREN HAJI MUDA - Tangkapan layar halaman utama Tribun Timur edisi hari ini, Minggu (6/7/2025) mengulas fenomena tren haji muda di Sulawesi Selatan. Mereka berhaji di usia 20-an, membawa semangat baru dalam menapaki jejak Nabi. 

Sebanyak 259 jemaah haji asal Takalar resmi diberangkatkan ke Makkah pada 15 Mei 2025, melalui Embarkasi Makassar. 

Di antara ratusan wajah penuh harap dan doa itu, Irma hadir dengan semangat muda dan jiwa sudah matang secara spiritual.

“Agar bisa menunaikan rukun Islam kelima selagi masih sehat dan kuat,” ucap Irma saat dikonfirmasi tribun, Jumat (7/5/2025). 

Irma merupakan warga Dusun Kampung Beru, Desa Biringkassi, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar

Ia mendaftar haji sejak 2011, di usia 14 tahun. 

Setelah menanti selama 14 tahun melalui jalur reguler, namanya akhirnya masuk dalam daftar keberangkatan tahun ini.

Campur Aduk saat Keberangkatan

Gugup, haru, dan tidak percaya jadi tiga rasa yang mengiringi hari-hari menjelang keberangkatan. 

Namun, begitu menjejakkan kaki di Makkah, perasaan itu segera berganti menjadi ketenangan dan rasa syukur.

“Awalnya campur aduk antara gugup dan haru. Tapi saat sudah di sana, lebih tenang dan penuh rasa syukur,” ungkap Irma.

Ibadah haji, baginya, bukan sekadar menunaikan kewajiban sebagai muslim, tapi juga perjalanan spiritual yang mengubah cara pandangnya terhadap hidup.

“Pulang itu rasanya beda. Ada semangat baru, hati lebih damai. Seperti diberi bekal untuk memperbaiki diri kedepannya,” ucap perempuan yang sehari-hari berdagang kosmetik ini.

Haji Tak Harus Tua

Irma tak pernah memusingkan pandangan orang terhadap usianya yang masih muda saat berangkat haji. 

Ia justru ingin menjadi contoh bahwa berhaji tak harus menunggu usia senja.

“Keluarga sangat bangga. Teman-teman juga kagum, banyak yang jadi termotivasi. Dan alhamdulillah, tidak pernah ada penilaian negatif,” ujarnya.

Di sela pelaksanaan ibadah, Irma membagikan beberapa momen berharganya di media sosial. 

Ia sadar, ada banyak mata yang memperhatikan. 

Tapi lebih dari itu, ia ingin memberikan semangat positif dan rasa syukur.

“Teman-teman banyak kasih doa dan semangat. Mereka ikut bahagia, bahkan ada yang bilang jadi ikut termotivasi juga,” tutur lulusan SMAN 1 Galesong Utara itu.

Boleh Dipanggil Haji

Soal gelar ‘haji’ yang biasanya disematkan kepada jemaah sepulang dari Tanah Suci, Irma tak terlalu ambil pusing. 

Dipanggil ‘haji’ atau tidak, yang penting adalah bagaimana kualitas hidupnya setelah berhaji.

“Boleh saja kalau dipanggil ‘haji’. Tapi saya lebih fokus pada perubahan diri setelah berhaji. Itu yang lebih penting,” katanya.

Profil

Nama: Irma

Usia: 28 tahun

Tempat, Tanggal Lahir: Kampung Beru, 6 Mei 1998

Alamat: Dusun Kampung Beru, Desa Biringkassi, Kecamatan Galesong, Takalar

Pendidikan:

SD Negeri 99 Kampung Beru

SMP Negeri 2 Galesong

SMA Negeri 1 Galesong Utara

Pekerjaan: Penjual Kosmetik

Orang Tua:

Ayah: H. Sangkala Nai

Ibu: Hj. Salaman Dg Puji. (*)

 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved