Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Fenomena Naik Haji Usia Muda, Sosiolog UNM Idham Irwansyah: Ada Pergeseran Aktor Sosial

Tren naik haji di usia muda sebagai manifestasi dinamika sosial dan perubahan pola religiusitas di masyarakat, khususnya generasi muda.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Alfian
Youtube/Tribun Timur
HAJI MUDA - Sosiolog Universitas Negeri Makassar, Idham Irwansyah saat hadir sebagai narasumber di Kantor Tribun Timur.com, Jl Cenderwasih No 430, Kota Makassar. Idham Irwansyah menyebut  tren naik haji di usia muda sebagai manifestasi dinamika sosial dan perubahan pola religiusitas di masyarakat, khususnya generasi muda. 

Ditanya soal fenomena haji muda sebagai perubahan nilai dalam beragama atau sekadar gaya hidup, Ketua Program Studi (Prodi) Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum UNM ini menyebut, bisa menjadi kombinasi keduanya.

Ia menjelaskan, sebagian merupakan perubahan nilai religius yang lebih aktif, personal, dan simbolik. 

Naik haji di usia muda menjadi bentuk penguatan identitas keagamaan.

Namun, tidak dapat disangkal juga ada unsur gaya hidup dan simbol status sosial yang diadopsi oleh kalangan muda.

Ingin menunjukkan kesuksesan dan pencapaian melalui ibadah ini.

“Gaya hidup religius ini pun seringkali dikomunikasikan dan dijadikan bagian dari identitas sosial di era digital. Tetapi ini kembali ke motif dan kadar kesalehan sosial masing-masing,” jelasnya.

Idham menyebut, haji di usia muda sangat potensial dimaknai sebagai simbol pencapaian dan status sosial.

Pasalnya, perkembangan media sosial saat ini yang dapat memperkuat hal tersebut.

Caranya dengan menampilkan dokumentasi dan pembuktian identitas spiritual dan sosial.

Diungkapkan Idham, persepsi berhaji pun kini mulai alami pergeseran.

Jika sebelum-sebelumnya berhaji jadi tugas orang tua atau lanjut usia, kini usia muda mendapat pengakuan sebagai pelaku ibadah haji yang juga sah dan bisa menjadi teladan.

Dampak lain ditimbulkan, akan memperpanjang antrean dan masa tunggu haji. Sebab, akan semakin banyak usia muda mendaftar lebih awal.

Jamaah lansia atau yang memiliki keterbatasan ekonomi bisa mengalami penurunan prioritas akses, jika tidak diimbangi dengan regulasi yang dapat mengakomodir keseimbangan antar kelompok usia dan kemampuan ekonomi.

Olehnya itu, dosen berusia 52 tahun ini mengusulkan regulasi prioritas bagi lansia tetap dipertahankan.

Hanya saja ada baiknya batas usia minimal diturunkan mengingat Arab Saudi memiliki regulasi tersendiri dan seringkali berubah setiap tahunnya.

“Memprioritaskan juga calon jamaah yang sudah dalam masa antrean, tetapi usianya sudah tiba dibatas minimal tersebut, tanpa harus menunggu sesuai jadwal antrean,” usulnya.

“Dari aspek ekonomi, mungkin sebaiknya subsidi ONH tidak disamaratakan tetapi berjenjang berdasarkan kemampuan ekonomi,” tutup Idham. (*)

 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved