Musda Golkar Sulsel 2025
Armin Mustamin: Ketua Golkar Sulsel Tak Harus Kepala Daerah, Kader Bertarunglah!
Armin Mustamin Toputiri, menegaskan pentingnya menjadikan Musda sebagai proses pendewasaan politik, bukan sekadar ajang perebutan kursi.
TRIBUN-TIMUR.COM- Tensi politik internal jelang Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Sulawesi Selatan mulai menghangat.
Namun dibalik dinamika yang memanas, Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD I Golkar Sulsel, Armin Mustamin Toputiri, menegaskan pentingnya menjadikan Musda sebagai proses pendewasaan politik, bukan sekadar ajang perebutan kursi.
Dalam pernyataannya, Armin mengkritisi pandangan yang menganggap posisi Ketua DPD Golkar Sulsel harus dipegang oleh kepala daerah.
Baginya, hal itu adalah mitos yang tidak relevan dengan semangat organisasi modern dan demokratis.
“Kalau dikatakan tradisi Golkar itu ketuanya harus kepala daerah, saya kira itu hanya kebetulan. Tidak ada aturan yang mengharuskan itu. Golkar tidak butuh orang kaya atau penguasa untuk jadi ketua,” tegas Armin dalam Ngobrol Politik (Ngopi) di studio Tribun Timur, Jl Cendrawasih No 430, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (10/6/2025).
Dalam sejarah Golkar, Amin Syam pertama kali menjadi ketua saat menjabat sebagai ketua Golkar Sulsel.
Sementara itu, Nurdin Halid menjadi Plt ketua Golkar Sulsel saat tak ada jabatan publik.
Golkar Tak Butuh Figur Kaya dan Berkuasa
Armin menyatakan bahwa Partai Golkar adalah partai mapan yang bisa menghidupi dirinya sendiri.
Dukungan dana partai dari negara, yang kini telah meningkat hingga Rp5.000 per suara di Sulawesi Selatan, cukup untuk menopang program dan kebutuhan organisasi.
“Dengan dana bantuan parpol yang sudah naik, kita bisa membangun organisasi tanpa bergantung pada kekuatan finansial pribadi pengurus. Yang dibutuhkan adalah kapasitas, integritas, dan komitmen terhadap partai,” ujarnya.
Baca juga: Jelang Musda Partai Golkar Sulsel Memanas saat IAS-Appi Roadshow
Armin juga menanggapi fenomena media yang aktif meliput dinamika internal Golkar menjelang Musda.
Ia menyebut bahwa perhatian media justru menguntungkan, menandakan bahwa Golkar tetap menjadi magnet politik.
“Golkar itu tidak perlu cari-cari berita. Dia adalah berita itu sendiri. Baru dua bulan menjelang Musda, media sudah heboh. Ini menunjukkan betapa dinamis dan hidupnya Golkar,” ujarnya.
Menurutnya, dinamika internal seperti konflik, tarik-ulur dukungan, dan manuver kandidat adalah hal wajar dalam tradisi politik Golkar yang menganut prinsip “si vis pacem, para bellum”, jika ingin damai, bersiaplah untuk berperang.
Appi Dapat SK Dukungan dari 17 DPD II, Temui JK di Jakarta |
![]() |
---|
Sebulan Jelang TP Lengser, DPP Masih Tahan Keluarkan Jadwal Musda Golkar Sulsel, Tanda Plt Turun? |
![]() |
---|
3 Calon Ketua Golkar Sulsel Gantian Temui Bahlil, Setelah Adnan dan Appi Giliran Taufan |
![]() |
---|
'Silakan Nilai Sendiri' Terungkap Isi Obrolan Taufan Pawe dengan Bahlil Jelang Musda Golkar |
![]() |
---|
Taufan Pawe Bertamu ke Bahlil Lahadalia Jelang Musda Golkar Sulsel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.