Musda Golkar Sulsel 2025
Jelang Musda Partai Golkar Sulsel Memanas saat IAS-Appi Roadshow
Armin menyebutkan, masa kepemimpinan Ketua DPD Golkar Sulsel saat ini, Taufan Pawe, akan berakhir dua bulan lagi.
TRIBUN-TIMUR.COM- Menjelang Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Sulawesi Selatan yang dijadwalkan berlangsung pada Agustus 2025, dinamika internal partai mulai menghangat.
Hal ini diungkapkan oleh Armin Mustamin Toputiri, Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD Partai Golkar Sulsel dalam Ngobrol Politik (Ngopi) di studio Tribun Timur, Jl Cendrawasih No 430, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (10/6/2025).
Dalam keterangannya, Armin menyebutkan, masa kepemimpinan Ketua DPD Golkar Sulsel saat ini, Taufan Pawe, akan berakhir dua bulan lagi.
Sehingga Musda akan digelar pada bulan yang sama, Agustus 2025.
Baca juga: IAS Sambangi Golkar Luwu Jelang Musda Sulsel
"Biasanya dua bulan sebelum Musda, dinamika mulai terasa. Salah satu pemicunya adalah aturan dalam petunjuk teknis (juknis) yang mengharuskan setiap kandidat memiliki dukungan minimal 30 persen suara untuk bisa maju sebagai calon," ujar Armin.
Dengan total 30 suara yang terdiri dari DPD II se-Sulsel, organisasi pendiri, dan sayap partai, maka setiap calon wajib mengantongi minimal sembilan suara untuk memenuhi syarat pencalonan.
Namun, lanjut Armin, ada ambisi lebih besar dari sejumlah kandidat: mengamankan 16 suara atau 50 persen plus satu, demi membuka peluang aklamasi.
“Kalau ada yang berhasil mendapatkan 16 suara sah berdasarkan hasil verifikasi, maka Musda hanya tinggal mengesahkan calon tersebut secara aklamasi,” jelasnya.
Ia mengungkapkan saat ini sudah ada dua nama yang aktif bersosialisasi dan membangun dukungan, yakni Ilham Arief Sirajuddin dan Munafri Arifuddin.
Keduanya bergerak ke DPD II untuk menggalang dukungan tertulis, sebagaimana dipersyaratkan juknis.
Namun, Armin menegaskan bahwa dukungan itu nantinya tidak bisa hanya berbentuk surat biasa.

Tim verifikasi dari DPD I akan memastikan bahwa dukungan berasal dari keputusan pleno yang sah dan kolektif dari masing-masing pemilik suara.
"Yang dilihat adalah absensi dan hasil pleno, bukan surat dukungan sepihak dari ketua saja. Ini penting untuk menjamin keabsahan dukungan," ujarnya.
Ia juga menyebut adanya kandidat lain yang disebutnya masih “menunggu wangsit” dan belum aktif secara terbuka.
Namun dinamika ini justru memperlihatkan betapa panasnya persaingan menjelang Musda.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.