Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini Qudratullah

Jurnalisme Dakwah: Transformasi Dakwah dalam Ruang Publik

Di sinilah jurnalisme dakwah hadir sebagai sebuah pendekatan yang menggabungkan aspek jurnalistik dengan nilai-nilai keislaman.

Editor: Sudirman
Qudratullah
OPINI - Dr Qudratullah MSos Dosen Institut Agama Islam Negeri Bone 

Oleh karena itu, perlu adanya sinergi antara jurnalis, ulama, dan masyarakat dalam membangun ekosistem jurnalisme dakwah yang berintegritas dan bermanfaat bagi umat.
Peran Jurnalisme Dakwah sebagai Bentuk Transformasi Dakwah di Era Digital

Dalam era digital yang semakin berkembang pesat, dakwah tidak lagi terbatas pada mimbar-mimbar masjid atau majelis taklim.

Teknologi telah membuka ruang yang lebih luas bagi penyebaran nilai-nilai Islam melalui berbagai platform digital.

Dalam hal ini, jurnalisme dakwah memainkan peran krusial sebagai bentuk transformasi dakwah yang lebih modern, cepat, dan menjangkau audiens yang lebih luas.

Jurnalisme dakwah di era digital hadir sebagai medium penyebaran informasi yang tidak hanya faktual tetapi juga memiliki dimensi edukatif, inspiratif, dan transformatif bagi masyarakat Muslim maupun non-Muslim.

Jurnalisme dakwah merupakan bentuk komunikasi massa yang mengedepankan prinsip-prinsip Islam dalam penyampaian berita dan informasi.

Prinsip ini mencakup kejujuran, keadilan, objektivitas, serta nilai amar ma'ruf nahi munkar. Melalui pendekatan ini, jurnalisme dakwah tidak hanya berfungsi sebagai penyampai berita, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial yang mengedukasi masyarakat tentang nilai-nilai Islam yang moderat dan inklusif.

Dengan demikian, jurnalisme dakwah berperan dalam membangun kesadaran keagamaan yang lebih luas dan memberikan pemahaman Islam yang lebih kontekstual sesuai dengan perkembangan zaman (Burhanuddin, 2017).

Jurnalisme dakwah juga memiliki peran dalam melawan misinformasi dan hoaks yang sering kali beredar di dunia maya.

Di tengah derasnya arus informasi yang tidak selalu dapat dipercaya, jurnalisme dakwah dapat menjadi sumber informasi yang valid dan kredibel bagi umat Islam.

Dengan mengedepankan verifikasi berita dan prinsip jurnalistik yang berbasis etika Islam, jurnalisme dakwah dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga kesucian ajaran Islam dari distorsi informasi yang menyesatka.

Selain itu, jurnalisme dakwah berkontribusi dalam membentuk opini publik yang lebih positif tentang Islam.

Di banyak negara, Islam sering kali disalahpahami atau distereotipkan secara negatif. Melalui pemberitaan yang objektif dan berimbang, jurnalisme dakwah dapat membantu membangun citra Islam yang lebih humanis, damai, dan inklusif.

Hal ini penting untuk meredam Islamofobia serta memperkuat solidaritas antarumat beragama.

Namun, di balik potensinya yang besar, jurnalisme dakwah juga menghadapi berbagai tantangan.

Salah satunya adalah bagaimana memastikan bahwa konten yang disajikan tetap menarik tanpa kehilangan esensi dakwahnya.

Di era digital, persaingan konten sangat ketat, sehingga jurnalisme dakwah harus mampu berinovasi dalam menghadirkan narasi yang relevan dan tidak monoton.

Selain itu, tantangan lainnya adalah bagaimana menjaga independensi dan integritas jurnalistik dalam menghadapi tekanan dari berbagai pihak yang mungkin memiliki kepentingan tertentu (Rasyid, 2022).

Untuk menghadapi tantangan ini, jurnalisme dakwah perlu terus berkembang dengan memanfaatkan teknologi dan tren komunikasi terbaru.

Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam analisis data, optimalisasi mesin pencari (SEO), serta pemanfaatan media sosial secara efektif adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan agar jurnalisme dakwah tetap relevan dan berdaya saing.

Kolaborasi antara jurnalis Muslim, akademisi, dan ulama juga penting untuk memastikan bahwa konten yang disampaikan tetap memiliki kedalaman intelektual dan spiritual.

Dengan demikian, jurnalisme dakwah di era digital memiliki peran yang sangat signifikan dalam mentransformasikan dakwah menjadi lebih inklusif, modern, dan berdampak luas.

Sebagai sarana dakwah yang berbasis informasi, jurnalisme dakwah tidak hanya berfungsi sebagai penyampai pesan, tetapi juga sebagai alat untuk memperkuat pemahaman Islam yang lebih moderat, inspiratif, dan sesuai dengan tantangan zaman.

Oleh karena itu, pengembangan jurnalisme dakwah harus terus dilakukan agar tetap menjadi bagian dari solusi dalam membangun peradaban Islam yang lebih maju dan harmonis di era digital ini.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved