Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kasus Korupsi

3 Kasus Korupsi Terbesar di Bulukumba: Rest Area, Bendungan Bettu, dan Beras Bulog 

Tiga kasus korupsi menonjol di Bulukumba: Rest Area Bira, Bendungan Bettu, dan dugaan korupsi beras Bulog. Lima tersangka ditahan dalam kasus Bulog.

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Sukmawati Ibrahim
Tribun-timur.com/samsul bahri
KASUS KORUPSI - Saat Penahanan Kepala Bulog Bulukumba, Ervina Zulaeha, dalam kasus dugaan korupsi beras Bulog oleh Tipikor Kejari Bulukumba beberapa waktu lalu. Tiga kasus korupsi menonjol di Bulukumba: Rest Area Bira, Bendungan Bettu, dan dugaan korupsi beras Bulog. 

TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Tiga kasus korupsi di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, menjadi sorotan.

Kasus pertama adalah dugaan korupsi pada proyek Rest Area Bira di Desa Ara, Kecamatan Bontobahari.

Kedua adalah proyek irigasi Bendungan Bettu yang berada di Desa Bialo, Kecamatan Gantarang. 

Kasus ketiga adalah dugaan korupsi beras Bulog di Bulukumba.

Untuk kasus Rest Area Mini Bira, saat ini masih dalam proses persidangan. 

Dalam kasus ini, beberapa orang terlibat, antara lain Direktur CV Karya Wafiq Global, Fika Aprilia Dwi Putri, Pelaksana Pekerjaan Lapangan bernama Malik, Penghubung antara kontraktor dan pihak ketiga, Ahmad Dani, serta Penjabat Pembuat Komitmen (PPK) di Dinas PU Bina Marga Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Kadhadapi Harun.

"Kasus ini sedang dalam sidang pemeriksaan saksi-saksi di Pengadilan Tipikor Makassar," kata Humas Kejaksaan Negeri Bulukumba, Dedy Chaidiryanto, kepada TribunBulukumba.com, Selasa (28/1/2025).

Sedangkan dalam kasus korupsi proyek irigasi Bendungan Bettu, dua orang telah ditetapkan sebagai tersangka. 

Kedua tersangka tersebut adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) berinisial AA dan Penyedia Barang berinisial MM. 

Hingga saat ini, Polres belum melakukan penahanan terhadap tersangka.

Kasus terbaru adalah dugaan korupsi beras Bulog. 

Dalam kasus ini, lima tersangka telah ditahan, antara lain Kepala Bulog Bulukumba, Ervina Zulaeha (49), inisial SS (60) yang merupakan Mitra Pengadaan Kancab Bulog Bulukumba dan pengusaha beras di Jeneponto, pengusaha inisial S (41) asal Kupang, Nusa Tenggara Timur, eks Asisten Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog Kanca Bulukumba, R (35), serta IDT (54), Direktur CV UF sekaligus Mitra Pengadaan Pangan Kancab Bulog. (*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved