Ngopi Akademik
Uang Palsu dan Pilkada Palsu
Kejadian ini mengguncang dan menambah daftar panjang berita kontroversial yang terjadi di daerah ini.
Bagaimana sebuah tempat yang seharusnya menjadi pusat pencerahan dan pendidikan justru terlibat dalam skandal yang demikian memalukan?
Mungkin, ini adalah simbol dari krisis kepercayaan yang lebih luas terhadap institusi-institusi yang seharusnya menjaga moralitas dan integritas masyarakat.
Fenomena uang palsu ini menjadi pengingat bahwa masyarakat membutuhkan keaslian—baik itu dalam aspek ekonomi, sosial, maupun politik.
Masyarakat Sulawesi Selatan, seperti halnya di banyak tempat lainnya, membutuhkan pemimpin yang asli, pemimpin yang bukan sekadar tampilan 'palsu' yang didukung oleh uang kotor atau janji kosong.
Jika tidak, maka pilkada 2024 bisa saja dicap oleh masyarakat sebagai "pilkada palsu"—bukan karena hasilnya tidak sah secara hukum, tetapi karena kepercayaan masyarakat terhadap prosesnya telah hilang.
Dan di sinilah letak tantangan terbesar: bagaimana memulihkan kepercayaan tersebut benar-benar menjadi ajang politik yang kehilangan maknanya?
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.