Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Uang Palsu di UIN

Tetangga: Juru Masak Annar Salahuddin Sampetoding Belanja Pakai Uang Palsu Pecahan Rp 100 Ribu

Salah seorang warga berinisial TI, yang tinggal tak jauh dari rumah Annar Salahuddin Sampetoding, mengungkapkan bahwa beberapa pedagang sekitar pernah

|
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Edi Sumardi
TRIBUN TIMUR/MUSLIMIN EMBA
Rumah milik pengusaha Annar Salahuddin Sampetoding di Jl Sunu, Kota Makassar, Sulsel, sebagaimana dikunjungi, Kamis (26/12/2024) sore. Polisi menyebut Annar berperan sebagai donator atau investor dalam pembuatan uang palsu. 

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Sebelum maraknya temuan uang palsu yang beredar di Gowa dan wilayah lainnya di Sulawesi Selatan (Sulsel), warga Jalan Sunu, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulsel ternyata sudah lebih dulu mencurigai adanya peredaran uang palsu di kawasan mereka.

Salah seorang warga berinisial TI, yang tinggal tak jauh dari rumah Annar Salahuddin Sampetoding, mengungkapkan bahwa beberapa pedagang sekitar pernah menerima uang palsu pecahan Rp100 ribu.

"Warung-warung di sini pernah dapat uang palsu, tapi itu sudah lama sebelum heboh kasus ini," ujar TI saat ditemui pada Kamis (26/12/2024) sore.

Menurut TI, uang palsu itu digunakan untuk berbelanja di warung-warung sekitar oleh seorang perempuan berinisial R, yang juga bekerja sebagai juru masak di rumah Annar. 

"Infonya, R sering pakai uang palsu itu belanja di sini," tambahnya.

Annar sendiri disebut-sebut memiliki keterkaitan dengan pabrik uang palsu yang dibongkar polisi di dalam Kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM).

Polisi bahkan telah mengirimkan surat panggilan kepada Annar terkait penanganan kasus tersebut.

Polisi menyebut Annar berperan sebagai donator atau investor dalam pembuatan uang palsu tersebut. 

Baca juga: Hubungan Andi Ibrahim dan Annar Salahuddin Sampetoding dalam Kasus Uang Palsu UIN Alauddin

Dalam pengungkapan kasus ini, polisi juga menangkap seorang pekerja rumah tangga berinisial R alias Ria (60), bersama dua pria lainnya, Muhammad Syahruna (52) dan John Biliater Panjaitan (68). Ketiganya ditangkap di rumah Annar.

Salah satu tersangka lain adalah seorang oknum guru berinisial SU (55), yang diketahui mengajar di salah satu SMK di Kota Makassar.

SU diduga menjadi pembeli sekaligus pengedar uang palsu untuk kebutuhan sehari-hari.

Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak mengungkapkan bahwa SU menyembunyikan uang palsu di bawah lantai rumahnya. "Kita temukan uang itu setelah membuka salah satu tegel lantai. Sayangnya, jumlahnya sudah berkurang karena sebagian telah digunakan atau diedarkan," ungkapnya.

Diketahui, SU membeli uang palsu senilai Rp10 juta dan menerima Rp20 juta dari sindikat tersebut.

Transaksi ini dilakukan melalui grup WhatsApp yang dibuat oleh para pelaku.

Cara bedakan uang asli dan palsu

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved