Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Uang Palsu

Bukan Andi Ibrahim, Inilah Bos Besar Produksi Uang Palsu UIN, Nama Lengkapnya Dirahasiakan Polisi

Selain Andi Ibrahim, terungkap dua sosok lain sentral di balik pabrik uang palsu di kampus UIN Alauddin Makassar.

Editor: Ansar
Tribun-Timur.com
Selain Andi Ibrahim, terungkap dua sosok lain sentral di balik pabrik uang palsu di kampus UIN Alauddin Makassar. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Bukan Andi Ibrahim, terungkap siapa bos besar produksi uang palsu di kampus UIN Alauddin Makassar.

Sosoknya dirahasiakan Polres Gowa, namun sudah muncul karena alamat rumahnya.

Selain Andi Ibrahim, terungkap dua sosok lain sentral di balik pabrik uang palsu di kampus UIN Alauddin Makassar.

Dosen UIN Dr Andi Ibrahim tidak sendirian.

Dua sosok sentral lainnya yakni pengusaha berinisial ASS dan S.

ASS beralamat di Jalan Sunu Kota Makassar. Di rumah ASS inilah pertama kali jadi lokasi pabrik uang palsu.

Belakangan pabrik uang palsu pakai mesin besar dan dipindahkan ke Perpustakaan UIN Alauddin Makassar.

Andi Ibrahim jadi sosok yang memuluskan mesin raksasa masuk ke kampus UIN Alauddin Makassar.

"Jadi mereka dibelakang 17 orang ini, perannya berbeda, tapi peran sentranya ada dari saudara AI kemudian juga saudara S, ada juga saudara ASS, ada juga yang DPO," kata Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan Wibisono saat konferensi pers di Mapolres Gowa, Kamis (19/12/2024) siang.

Rumah pengusaha berinisinal ASS itu jadi salah satu tempat kejadian perkara percetakan uang palsu.

Setelah mengungkap uang palsu di jalan sunuk, polisi melakukan pengembangan ke kampus UIN Alauddin Makassar.

"Kalau kita lihat dari TKP buat cetak uang palsu, jadi di rumah saudara ASS Jl Sunu, Kota Makassar. Kemudian juga ada di Jl Yasin Limpo (UINAM), Gowa," kata Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan Wibisono saat konferensi pers di Mapolres Gowa, Kamis (19/12/2024) siang.

 Lebih lanjut dijelaskan Yudhi, mulanya produksi uang palsu tersebut berlangsung di rumah ASS, di Jl Sunu 3, Kota Makassar.

Namun, karena jumlah uang yang akan dicetak membutuhkan mesin dengan kapasitas lebih besar, akhirnya dipindahkan ke UIN.

"Awal pertama ditemukan di Jl Sunu Makassar, karena sudah mulai membutuhkan jumlah yang lebih besar maka mereka membutuhkan alat yang lebih besar. Jadi, tadinya menggunakan alat kecil," sebutnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved