Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Uang Palsu di UIN

Terungkap 3 Sosok Sentral Pabrik Uang Palsu di UIN Alauddin: Andi Ibrahim, ASS, dan S

Terungkap 3 sosok sentral di balik pabrik uang palsu di kampus UIN Alauddin Makassar, ada pengusaha berinisinal ASS alamat Jalan Sunu

Editor: Ari Maryadi
Muhammad Abdiwan/Tribun Timur
Penyidik Satreskrim Polres Gowa memperlihatkan detail barang bukti uang palsu hasil sitaan dari Perpustakaan UIN Alauddin Makassar. 

TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA -- Terungkap 3 sosok sentral di balik pabrik uang palsu di kampus UIN Alauddin Makassar.

Dosen UIN Dr Andi Ibrahim tidak sendirian.

Dua sosok sentral lainnya yakni pengusaha berinisial ASS dan S.

ASS beralamat di Jalan Sunu Kota Makassar. Di rumah ASS inilah pertama kali jadi lokasi pabrik uang palsu.

Belakangan pabrik uang palsu pakai mesin besar dan dipindahkan ke Perpustakaan UIN Alauddin Makassar.

Andi Ibrahim jadi sosok yang memuluskan mesin raksasa masuk ke kampus UIN Alauddin Makassar.

"Jadi mereka dibelakang 17 orang ini, perannya berbeda, tapi peran sentranya ada dari saudara AI kemudian juga saudara S, ada juga saudara ASS, ada juga yang DPO," kata Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan Wibisono saat konferensi pers di Mapolres Gowa, Kamis (19/12/2024) siang.

Rumah pengusaha berinisinal ASS itu jadi salah satu tempat kejadian perkara percetakan uang palsu.

Setelah mengungkap uang palsu di jalan sunuk, polisi melakukan pengembangan ke kampus UIN Alauddin Makassar.

"Kalau kita lihat dari TKP buat cetak uang palsu, jadi di rumah saudara ASS Jl Sunu, Kota Makassar. Kemudian juga ada di Jl Yasin Limpo (UINAM), Gowa," kata Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan Wibisono saat konferensi pers di Mapolres Gowa, Kamis (19/12/2024) siang.

 
Lebih lanjut dijelaskan Yudhi, mulanya produksi uang palsu tersebut berlangsung di rumah ASS, di Jl Sunu 3, Kota Makassar.

Namun, karena jumlah uang yang akan dicetak membutuhkan mesin dengan kapasitas lebih besar, akhirnya dipindahkan ke UIN.

"Awal pertama ditemukan di Jl Sunu Makassar, karena sudah mulai membutuhkan jumlah yang lebih besar maka mereka membutuhkan alat yang lebih besar. Jadi, tadinya menggunakan alat kecil," sebutnya.

Alat yang ditemukan dalam Perpustakaan UIN Alauddin, kata Yudhi dibeli seharga Rp 600 juta.

Mesin cetak uang palsu yang diperkirakan berbobot dua ton itu, didatangkan langsung dari China lewat Surabaya.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved