Opini
Mengubah Kegagalan Menjadi Keunggulan
Perhelatan MotoGP 2022 di Mandalika bisa menjadi cerita yang menarik bagaimana seharusnya memaknai kegagalan.
Sebabnya tak lain faktor mental yang dipengaruhi mindset. Tidak siap menerima kegagalan dan meyakini kegagalan berarti akhir dari ikhtiar.
Perubahan Mindset
Menurut Amy C. Edmondson dalam tulisannya Strategies for Learning from Failure (Business Harvard Review, April 2011) menyatakan bahwa kegagalan dan kesalahan hampir tidak dapat dipisahkan dari organisasi, dan budayanya.
Oleh karena itu, pada titik tertentu terbentuk paradigma psikologis bahwa mengakui kegagalan berarti dapat mentoleransi kesalahan sampai pada titik tertentu.
Itulah sebabnya ada organisasi yang telah beralih ke budaya learning organization di mana manfaat belajar dari kegagalan dapat sepenuhnya diimplementasikan.
Namun bagi sebagian organisasi yang lain, menurut pandangan Edmondson, bahwa paradigma yang terbentuk dimulai dari keluarga hingga terbawa ke organisasi telah membentuk budaya takut gagal dan cenderung menyalahkan pihak yang dianggap penyebab kegagalan.
Paradoks inilah yang dipotret oleh Edmondson ketika menanyakan kepada para eksekutif berapa banyak estimasi mereka dari terjadinya kegagalan dalam organisasi yang sepenuhnya merupakan kesalahan.
Para eksekutif seringkali mengakui bahwa hanya sedikit kegagalan yang benar-benar pantas disalahkan, biasanya berkisar antara 2 persen hingga 5 persen.
Namun, ketika ditanya bagaimana kegagalan tersebut diperlakukan, persentase yang jauh lebih tinggi, berkisar antara 70 persen hingga 90 persen, dianggap sebagai kegagalan yang pantas disalahkan.
Kesenjangan persepsi ini dapat memiliki dampak yang merugikan pada pembelajaran dan perbaikan organisasi.
Ketika kegagalan secara berlebihan dianggap sebagai kesalahan, karyawan mungkin enggan melaporkannya, sehingga terlewat kesempatan untuk pembelajaran dan pertumbuhan.
Penekanan pada kesalahan dapat menciptakan budaya ketakutan dan penghindaran daripada budaya yang mendorong transparansi, inovasi, dan ketahanan.
Kegagalan adalah Kesempatan
Oleh karena itu, penting bagi organisasi untuk memupuk budaya yang melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar dan meningkatkan diri daripada menyalahkan.
Dengan memindahkan fokus dari kesalahan ke pemahaman akan akar penyebab kegagalan dan mengidentifikasi pelajaran yang dipetik, organisasi dapat lebih baik memanfaatkan kegagalan sebagai pengalaman berharga untuk pertumbuhan dan pengembangan.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.